Pelantikan Presiden/Wapres
Nezar Patria ditunjuk sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital
20 Oktober 2024 22:42 WIB
Wamenkominfo Nezar Patria menyapa wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). ANTARA FOTO/Fauzan/YU/am.
Jakarta (ANTARA) - Nezar Patria ditunjuk sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Nezar Patria M.Sc., M.B.A Wakil Menteri Komunikasi dan Digital," ujar Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu.
Berdasarkan pengumuman Kabinet tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika berubah nomenklatur menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital.
Dengan demikian, Nezar akan kembali menjabat posisi tersebut. Sebelumnya, dia telah dilantik sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika oleh Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo pada 17 Juli 2023.
Baca juga: Profil Wamen Kominfo, Nezar Patria yang masuk kabinet Prabowo
Baca juga: Nezar Patria diberi arahan Prabowo soal teknologi di Kertanegara
Nama Nezar kembali mencuat untuk masuk dalam kabinet pemerintahan baru, usai pria yang lama menekuni profesi sebagai jurnalis tersebut memenuhi panggilan Prabowo di kediaman sang Presiden di bilangan Kertanegara, Jakarta, Selasa (15/10).
Pemanggilan tersebut mengisyaratkan bahwa dia masuk dalam jajaran calon wakil menteri atau kepala badan untuk kabinet Prabowo bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Saat itu, Nezar mengatakan bahwa dirinya diarahkan oleh Prabowo membahas terkait bidang teknologi dan pengelolaan berbagai rintangannya di masa depan.
Nezar merupakan pria kelahiran 5 Oktober 1970, putra daerah dari Aceh. Ayahnya, Sjamsul Kahar adalah seorang pemimpin umum media terbesar di Aceh yaitu Harian Serambi Indonesia, bagian grup media Kompas Gramedia.
Nezar menempuh pendidikan sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, di Fakultas Filsafat. Di sinilah kiprah aktivisnya dimulai, sebab ia bergabung dengan organisasi kemahasiswaan seperti Biro Pers Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, Jamaah Shalahuddin UGM, dan Kelompok studi Plaza Filsafat UGM.
Selain itu, Nezar pernah menjadi Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), salah satu organisasi mahasiswa yang melakukan perlawanan kuat terhadap Orde Baru saat tahun 1998.
Menjadi bagian dari organisasi tersebut, Nezar pun menjadi salah satu korban penculikan Aktivis 98 bersama tiga temannya. Kisahnya pun dibagikan dalam artikel yang berjudul "Di Kuil Penyiksaan Orde Baru" di majalah Tempo dan novel berjudul "Laut Bercerita" yang ditulis oleh rekannya, Leila Chudori.
Setelah menyelesaikan Sarjana di UGM, Nezar melanjutkan studinya di luar negeri. Nezar mengenyam pendidikan ke jenjang Magister jurusan Sejarah Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Science (LSE).
Tidah berhenti sampai sana, Nezar masih terus menjalani pendidikannya hingga gelar Doktor. Beberapa gelar pendidikan yang berhasil ia raih yaitu gelar M.B.A di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB tahun 2022, gelar Asean M.B.A di Graduate School of Business University Sains Malaysia tahun 2022 dan gelar doktor komunikasi di FISIPOL Universitas Gadjah Mada.
Nezar mengawali kariernya dalam dunia jurnalistik. Ia pernah bekerja menjadi wartawan Majalah Berita Mingguan di Tempo tahun 1999-2008.
Selesai mengemban tugas wartawan di Tempo, Nezar mendirikan portal berita Viva.co.id tahun 2008-2014 bersama teman seperjuangannya dan juga terpilih menjadi redaktur pelaksana.
Melihat berbagai kemampuannya, ia dipercayai menduduki jabatan sebagai wakil pemimpin redaksi CNN Indonesia tahun 2014-2014 dan pemimpin redaksi di The Jakarta Post tahun 2015-2020.
Perjalanan panjangnya dalam dunia jurnalistik, hal ini mengantarkan dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dalam periode 2008-2011 dan Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Hubungan Antar lembaga tahun 2016-2019.
Tahun 2003, Nezar berhasil meraih penghargaan Journalism for Tolerance Prize dalam liputan investigasi kerusuhan Mei 1998 yang dimuat di Majalah Tempo. Acara tersebut diselenggarakan oleh International Federation of Journalist (IFJ) di Manila, Filipina.
Kemudian, Nezar juga menyelami bidang riset sebagai editor jurnal pemikiran sosial dan ekonomi Prisma (LP3ES).
Dalam bidang pemerintahan, Nezar pernah menjabat sebagai Staf Khusus V di Menteri BUMN tahun 2022 hingga 2023. Ia dipercayai menduduki posisi tersebut melihat pengalamannya yang pernah menjabat sebagai Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2020-2022 dan Komisaris Utama PT Dapensi Trio Usaha tahun 2021-2022.
Kemudian, pada 17 Juli 2023, Nezar dilantik oleh Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo untuk masuk ke dalam kabinetnya sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika.
Baca juga: Wamenkominfo: Budi Arie pelaut tangguh dalam era digitalisasi
Baca juga: Penambahan personel Kemenkominfo penting untuk kebut program prioritas
"Nezar Patria M.Sc., M.B.A Wakil Menteri Komunikasi dan Digital," ujar Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu.
Berdasarkan pengumuman Kabinet tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika berubah nomenklatur menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital.
Dengan demikian, Nezar akan kembali menjabat posisi tersebut. Sebelumnya, dia telah dilantik sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika oleh Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo pada 17 Juli 2023.
Baca juga: Profil Wamen Kominfo, Nezar Patria yang masuk kabinet Prabowo
Baca juga: Nezar Patria diberi arahan Prabowo soal teknologi di Kertanegara
Nama Nezar kembali mencuat untuk masuk dalam kabinet pemerintahan baru, usai pria yang lama menekuni profesi sebagai jurnalis tersebut memenuhi panggilan Prabowo di kediaman sang Presiden di bilangan Kertanegara, Jakarta, Selasa (15/10).
Pemanggilan tersebut mengisyaratkan bahwa dia masuk dalam jajaran calon wakil menteri atau kepala badan untuk kabinet Prabowo bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Saat itu, Nezar mengatakan bahwa dirinya diarahkan oleh Prabowo membahas terkait bidang teknologi dan pengelolaan berbagai rintangannya di masa depan.
Nezar merupakan pria kelahiran 5 Oktober 1970, putra daerah dari Aceh. Ayahnya, Sjamsul Kahar adalah seorang pemimpin umum media terbesar di Aceh yaitu Harian Serambi Indonesia, bagian grup media Kompas Gramedia.
Nezar menempuh pendidikan sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, di Fakultas Filsafat. Di sinilah kiprah aktivisnya dimulai, sebab ia bergabung dengan organisasi kemahasiswaan seperti Biro Pers Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, Jamaah Shalahuddin UGM, dan Kelompok studi Plaza Filsafat UGM.
Selain itu, Nezar pernah menjadi Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), salah satu organisasi mahasiswa yang melakukan perlawanan kuat terhadap Orde Baru saat tahun 1998.
Menjadi bagian dari organisasi tersebut, Nezar pun menjadi salah satu korban penculikan Aktivis 98 bersama tiga temannya. Kisahnya pun dibagikan dalam artikel yang berjudul "Di Kuil Penyiksaan Orde Baru" di majalah Tempo dan novel berjudul "Laut Bercerita" yang ditulis oleh rekannya, Leila Chudori.
Setelah menyelesaikan Sarjana di UGM, Nezar melanjutkan studinya di luar negeri. Nezar mengenyam pendidikan ke jenjang Magister jurusan Sejarah Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Science (LSE).
Tidah berhenti sampai sana, Nezar masih terus menjalani pendidikannya hingga gelar Doktor. Beberapa gelar pendidikan yang berhasil ia raih yaitu gelar M.B.A di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB tahun 2022, gelar Asean M.B.A di Graduate School of Business University Sains Malaysia tahun 2022 dan gelar doktor komunikasi di FISIPOL Universitas Gadjah Mada.
Nezar mengawali kariernya dalam dunia jurnalistik. Ia pernah bekerja menjadi wartawan Majalah Berita Mingguan di Tempo tahun 1999-2008.
Selesai mengemban tugas wartawan di Tempo, Nezar mendirikan portal berita Viva.co.id tahun 2008-2014 bersama teman seperjuangannya dan juga terpilih menjadi redaktur pelaksana.
Melihat berbagai kemampuannya, ia dipercayai menduduki jabatan sebagai wakil pemimpin redaksi CNN Indonesia tahun 2014-2014 dan pemimpin redaksi di The Jakarta Post tahun 2015-2020.
Perjalanan panjangnya dalam dunia jurnalistik, hal ini mengantarkan dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dalam periode 2008-2011 dan Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Hubungan Antar lembaga tahun 2016-2019.
Tahun 2003, Nezar berhasil meraih penghargaan Journalism for Tolerance Prize dalam liputan investigasi kerusuhan Mei 1998 yang dimuat di Majalah Tempo. Acara tersebut diselenggarakan oleh International Federation of Journalist (IFJ) di Manila, Filipina.
Kemudian, Nezar juga menyelami bidang riset sebagai editor jurnal pemikiran sosial dan ekonomi Prisma (LP3ES).
Dalam bidang pemerintahan, Nezar pernah menjabat sebagai Staf Khusus V di Menteri BUMN tahun 2022 hingga 2023. Ia dipercayai menduduki posisi tersebut melihat pengalamannya yang pernah menjabat sebagai Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2020-2022 dan Komisaris Utama PT Dapensi Trio Usaha tahun 2021-2022.
Kemudian, pada 17 Juli 2023, Nezar dilantik oleh Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo untuk masuk ke dalam kabinetnya sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika.
Baca juga: Wamenkominfo: Budi Arie pelaut tangguh dalam era digitalisasi
Baca juga: Penambahan personel Kemenkominfo penting untuk kebut program prioritas
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: