Baca juga: Kisah perempuan pelestari hutan adat di Gunungkidul
Pelatihan ini dilaksanakan luring dan daring. Mereka dibekali enam set buku panduan dan khutbah tentang perlindungan hutan tropis yang diluncurkan IRI Indonesia.
Ia mengatakan, hutan tropis Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu kekayaan hayati terbesar di dunia, kini menghadapi ancaman serius berupa deforestasi dan degradasi. Krisis ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga memperburuk dampak perubahan iklim.
"Dalam menghadapi tantangan ini, kami percaya bahwa rumah ibadah memiliki peran penting sebagai pusat spiritual dan sosial yang dapat menggerakkan perubahan nyata di masyarakat," kata Hayu.
Baca juga: Gubernur Bengkulu: Keberadaan harimau indikator hutan sehat
"Para peserta diharapkan dapat berdiskusi dan menghasilkan rekomendasi tindakan nyata yang dapat diterapkan oleh komunitas rumah ibadah di wilayah mereka," kata Hayu.
Kegiatan ini juga merupakan langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif yang kuat untuk konservasi lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual.
Tidak hanya memberikan pengetahuan teoretis, para peserta juga dibekali dengan enam set buku panduan dan khutbah tentang perlindungan hutan tropis. Buku tersebut disusun khusus oleh IRI Indonesia untuk enam agama besar di Indonesia, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Hayu menegaskan pentingnya panduan ini sebagai alat bantu bagi para pemuka agama dalam menyampaikan pesan konservasi lingkungan kepada komunitas mereka.
"Buku panduan dan khutbah ini adalah salah satu hasil nyata dari kerja sama lintas agama dalam upaya menjaga kelestarian hutan tropis. Kami menyusun materi ini dengan hati-hati untuk memastikan bahwa nilai-nilai agama dapat selaras dengan aksi pelestarian lingkungan," ujarnya.
Baca juga: PHR upayakan petani-gajah hidup rukun di Desa Pinggir Bengkalis Riau