Banda Neira (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut (TNI AL) memberikan layanan penukaran uang rupiah kepada masyarakat Banda Neira, Provinsi Maluku.

Agenda ini termasuk dalam rangkaian Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) tahun 2024 yang dilaksanakan dengan tujuan memastikan ketersediaan rupiah di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T).


"Ini adalah acara Bank Indonesia yang memang dilakukan dalam rangka memastikan ketersediaan uang rupiah di seluruh pelosok Indonesia," kata Deputi Gubernur BI Aida Suwandi Budiman dalam sambutannya di Banda Neira, Provinsi Maluku, Minggu.
Penukaran uang kartal itu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membawa uang mereka yang sudah lusuh, untuk kemudian ditukar dengan uang rupiah yang layak edar.

Selain itu, BI dan TNI AL juga menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat dan rumah ibadah setempat.

Sementara, pihak TNI AL juga mendirikan stan layanan cek kesehatan gratis bagi masyarakat.

Aida menjelaskan kegiatan ERB tahun ini dilakukan di 18 provinsi di Indonesia dengan target jangkauan 90 pulau di wilayah 3T.

Di wilayah provinsi Maluku, BI dengan menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Lada 521 akan menjangkau Banda Naira, Pulau Gorom, Pulau Geser, Pulau Tifu, hingga Pulau Manipa pada periode 19 Oktober sampai dengan 25 Oktober 2024.

Untuk ekspedisi di wilayah Maluku, BI menyiapkan penukaran rupiah dengan berbagai nominal pecahan dengan total sebesar Rp5 miliar.

Secara rinci, BI menyiapkan uang rupiah Rp2 miliar untuk Banda, Rp1,64 miliar untuk penukaran uang di Pulau Geser, Rp630 juta untuk Pulau Gorom, Rp387 juta untuk Pulau Manipa, dan Rp336 juta untuk Pulau Tifu.

"Karena rupiah itu adalah simbol negara kita. Jadi kalau kita cinta rupiah, kita pastikan rupiah itu mesti kita jaga," ujarnya.

Salah satu warga Banda, Abdullah (52) menukarkan uang tunai dengan total nominal Rp3.724.000.

Abdullah yang bekerja sebagai penjual air galon merasa terbantu dengan layanan BI tersebut.

Pasalnya, ia kerap menerima uang yang lusuh dari para pelanggan.

Alih-alih menjadi uang kembalian untuk pelanggan, Abdullah memilih untuk menyimpannya untuk kemudian ditukarkan dengan uang yang baru.

"Saya itu kayaknya kalau uangnya yang sudah agak kusam, sekalipun dia tidak sobek, tapi yang sudah agak-agak kusam, yang sudah ada noda, itu saya mau kembalikan kepada pelanggan, itu saya rasanya kurang enak," ujarnya saat diwawancari ANTARA.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menilai tantangan utama dari Ekspedisi Rupiah Berdaulat yakni akses ke beberapa pulau terluar Indonesia yang masih sulit dijangkau.

Namun, menurutnya, dengan menggandeng TNI AL, tantangan tersebut masih dapat dihadapi.

"Ada beberapa pulau yang lebih kecil lagi yang kadang kita udah rencanakan nih, ke lima pulau. Tiba-tiba enggak bisa masuk ke pulau ini karena ombak tinggi, kemudian tidak bisa merapat, segala macam," terangnya.

Baca juga: BI Sulsel sediakan Rp12,38 miliar untuk Ekspedisi Rupiah Berdaulat
Baca juga: BI siapkan Rp5 miliar untuk ekspedisi rupiah berdaulat di daerah 3T
Baca juga: BI-TNI AL gelar ekspedisi rupiah di lima wilayah 3T Papua