Jakarta (ANTARA) - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Suswono menyampaikan komitmennya untuk mewujudkan Jakarta yang inklusif, maju dan berkelanjutan saat mengunjungi Koja, Jakarta Utara, untuk menyerap aspirasi warga.

Pada kesempatan tersebut, Suswono berinteraksi langsung dengan warga untuk menyerap aspirasi mereka terkait permasalahan harga bahan pokok, pendidikan dan ketenagakerjaan.

"Salah satu program yang menjadi sorotan adalah Pasar Sembako Murah Bulanan, inisiatif dari pasangan RIDO yang bertujuan untuk menyediakan sembako murah di setiap kelurahan," katanya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Suswono menjelaskan program tersebut bukan hanya membantu warga mendapatkan sembako dengan harga terjangkau, tetapi juga memberdayakan pedagang pasar tradisional dan menjaga stabilitas ekonomi lokal di Koja, terutama saat harga sembako naik.

Baca juga: "Jakarta Urban Farming Projects" untuk perkuat ketahanan pangan
Selain harga bahan pokok, Suswono bersama pasangannya Ridwan Kamil (RIDO) mengusung "Program Pendidikan Gratis untuk Semua" yang berkomitmen memastikan setiap anak di Jakarta memiliki akses pendidikan berkualitas tanpa kendala biaya.

"Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan, Koja memiliki 217 sekolah, namun hanya 53 di antaranya sekolah negeri.


Hal itu​​​​​​ menyebabkan kesenjangan akses pendidikan bagi warga kurang mampu. "Banyak warga mengeluhkan jarak sekolah yang jauh dan keterpaksaan untuk menyekolahkan anak di sekolah swasta dengan biaya tinggi," katanya.
Menteri Pertanian periode 2009-2014 yang akrab disapa Pak Sus ini juga memaparkan "Program Pelatihan Siap Kerja" berbasis digital yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan kerja warga Koja, terutama bagi generasi muda.

Baca juga: Suswono akan tambah kuota solar untuk nelayan Jakarta
Menurut dia, program ini akan mempersiapkan mereka menghadapi persaingan di pasar kerja global yang dinamis, sekaligus menekan angka pengangguran di wilayah tersebut.

"Kami ingin menciptakan generasi muda yang siap bersaing dan memiliki keterampilan digital yang relevan untuk pasar kerja modern," kata Suswono.

Mengenai infrastruktur kawasan, sebagai daerah yang terletak di bawah permukaan laut, Koja kerap mengalami banjir, baik akibat air pasang maupun hujan.

Suswono menyoroti pentingnya penataan ulang tata ruang serta infrastruktur drainase yang lebih baik untuk mencegah banjir. Wilayah Koja yang terdiri dari 13 RW dengan luas 327,50 hektar ini rentan terhadap banjir karena sistem tata air yang belum optimal dan banyaknya rumah warga yang lebih rendah dari jalan umum.

"Pasangan RIDO berkomitmen memperkuat infrastruktur drainase dan mengoptimalkan tata ruang untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi warga," katanya.