Makassar (ANTARA) - Penanggungjawab Museum Kepresidenan RI Linda Siagian mengemukakan bahwa target kunjungan pada Museum Keliling Kepresidenan di Kota Makassar sebanyak 500 pengunjung per hari hingga dua pekan ke depan.

"Target kami, pengunjung di Makassar itu sebanyak 500 orang per hari tapi sepertinya akan lebih menurut rekan-rekan. Jadi pendaftarannya itu langsung aja datang ke Fort Roterdam," ujar Linda di Makassar, Sabtu.

Pelaksanaan Museum Keliling Kepresidenan RI di Makassar menjadi yang pertama kali digelar di Indonesia Timur, sedangkan sebelumnya telah dilaksanakan di Jombang dan Bogor.

Makassar dipilih sebagai kota pertama di Indonesia Timur, dan bakal berlangsung di Benteng Rotterdam dari 18 hingga 31 Oktober 2024.

Linda menyebut peran museum yang tidak lagi terbatas pada model edukasi statis tapi berkembang ke arah lebih dinamis, salah satunya melalui Museum Keliling, untuk mendekatkan akses masyarakat ke Museum Kepresidenan dan bisa menyaksikan sisi lain dari pemimpin negara.

"Semuanya demi mengoptimalkan manfaat dan fungsi museum sebagai objek wisata sekaligus medium pembelajaran," ujar Linda.

Pada Museum Keliling Koleksi Kepresidenan 2024 ini, tema yang diusung adalah “Pakkamase.” Istilah yang diambil dari Bahasa Bugis dan memiliki arti cinta, welas asih, juga kasih sayang.

Pemilihan istilahnya berkaitan dengan identitas Presiden RI ketiga, B.J. Habibie. Juga Wakil Presiden RI keenam, Jusuf Kalla yang secara khusus direspon dalam satu ruang kolaborasi dengan generasi muda Makassar untuk mengkurasi sosoknya.

Baca juga: Museum Keliling Kepresidenan RI hadir di Kota Makassar
Baca juga: Museum Kepresidenan Balai Kirti simpan 280 koleksi

​​​​​​
Menurutnya, Makassar ini memiliki tantangan tersendiri, sehingga pihak Museum Kepresidenan melalui Balai Kirti juga melakukan survei di media sosial yang mendapat respons positif dari masyarakat dengan meminta berkunjung ke Kota Daeng.

Sebagai perbandingan, pelaksanaan Museum Keliling di Kota Makassar yang dipusatkan di Rotterdam merupakan ruang publik, sementara di Jombang, merupakan area pemakaman Presiden Abdul Rahman Wahid atau Gusdur. Sehingga kata Linda, dimungkinkan akses masyarakat ke Roterdam akan lebih mudah dijangkau.

"Tantangan kami adalah justru sepertinya akan lebih kepada bagaimana kami menjelaskan kepada pengunjung yang datang, terkait histori para pemimpin bangsa kita," kata dia.

Menurut Linda, terjadi peningkatan signifikan terhadap kunjungan ke Museum Kepresidenan setelah dilakukan Museum Keliling pada beberapa tahun terakhir.

"Kalau dulu barangkali yang datang ke museum bisa kita hitung sehari mungkin tidak sampai 500 orang yah, sekarang sehari kami bisa sampai 1.000 orang, itu dari semua wilayah pasca museum keliling kita hadirkan," urai Linda.

Baca juga: Museum Kepresidenan Balai Kirti Bogor gelar Pameran Digdaya Wastra
Baca juga: Ratusan helai wastra hadir di Museum Kepresidenan
Baca juga: Mendikbud ungkap tujuan didirikannya Museum Kepresidenan