Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan keberadilan, pemerataan, dan peningkatan akses pendidikan yang menyeluruh melalui berbagai program selama 10 tahun terakhir.

Kepala Biro Perencanaan Kemendikbudristek Vivi Andriani mengatakan, berbagai kebijakan sudah dilakukan kementerian antara lain bantuan pendidikan seperti Program Indonesia Pintar dan Afirmasi Pendidikan Menengah dan Tinggi.

“Masih banyak anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan yang memadai, bahkan ada yang belum bersekolah. Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan tersebut harus dipastikan berjalan,” kata Vivi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Pemerintah terus berkomitmen untuk melanjutkan dan mengembangkan kebijakan-kebijakan pendidikan yang ada, demi memastikan tercapainya tujuan besar Indonesia Emas 2045.

Dalam konteks ini, pembangunan pendidikan nasional selama sepuluh tahun terakhir merupakan tonggak penting dalam upaya menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tuntutan global yang terus berkembang.

Adapun selama lima tahun terakhir, Vivi mengatakan bahwa Kemendikbudristek telah menerapkan beberapa kebijakan penting melalui program Merdeka Belajar.

Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembelajaran di sekolah lebih terpusat pada peserta didik dan sesuai dengan potensi serta kapasitas satuan pendidikan.

Hal ini didukung dengan pembiayaan yang seimbang seperti penyaluran dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOS) yang dialokasikan secara berbeda berdasarkan wilayah dan tingkat kebutuhan satuan pendidikan, misalnya untuk SLB dan SMK.

Selain berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik, Vivi mengatakan bahwa program Merdeka Belajar juga membawa dampak positif pada pendidikan secara keseluruhan. Guru-guru kini lebih didorong untuk terus belajar dan mengembangkan diri melalui pelatihan yang tersedia di Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Baca juga: Kemendikbudristek tingkatkan kapasitas penanganan kekerasan di sekolah
Baca juga: Kemendikbudristek promosikan budaya Indonesia di Sarajevo


“Transformasi pendidikan tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga tenaga pengajar. Guru-guru sekarang lebih siap dan kompeten untuk mengajar dengan metode yang lebih efektif,” katanya.

Koordinator Nasional Komunitas Kami Pengajar Fitriana memandang bahwa program Merdeka Belajar telah mendorong transformasi di berbagai bidang, termasuk teknologi pendidikan, kebijakan, kepemimpinan, dan kurikulum.

“Merdeka Belajar telah membuat guru lebih bersemangat untuk terus belajar. Selain meningkatkan kompetensi guru, program ini juga memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, serta memastikan bahwa guru bekerja dalam lingkungan yang aman dan nyaman,” tutur Fitriana.

Sementara itu dari sudut pandang orang tua, Ketua Komunitas Sidina/Ibu Penggerak Susi Sukaesih mengatakan, komunitas orang tua merasa sangat senang terhadap program Merdeka Belajar karena sangat relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Ia mencatat, terdapat 200 lebih fasilitator yang siap sedia untuk membantu menyosialisasikan Merdeka Belajar dari sudut pandang orang tua. Susi pun memotivasi teman-temannya untuk membuat gerakan Ibu Penggerak.

“Saya sudah menginisiasi dari tahun 2022. Lalu mengadakan pelatihan online yang materinya seputar update program-program Mereka Belajar, seperti Kurikulum Merdeka, Profil Pelajar Pancasila, serta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan atau PPKSP,” kata dia.

Kemudian dari sudut pandang penerima manfaat, mahasiswa program studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Musamus Merauke Almendo Imanuel menilai bahwa program Kampus Merdeka sangat luar biasa dan berdampak baik pada dirinya.

Almendo merupakan salah satu penerima manfaat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dengan program yang diikutinya yaitu Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4. Dalam program ini, ia berhasil meraih prestasi sebagai Kepala Suku Terbaik PMM 4 INBOUND UI.

“Program yang saya ikuti, yaitu Pertukaran Mahasiswa Merdeka, memberikan banyak sekali 'impact' pada diri saya, dan banyak sekali memberikan perubahan dan perkembangan dalam diri saya, misalnya menumbuhkan rasa semangat, percaya diri, dan kemampuan untuk bersaing,” kata Almendo.

Baca juga: Kemendikbud luncurkan Asesmen Nasional dan Rapor Pendidikan
Baca juga: Kemendikbud perkuat akselerasi implementasi GSS hadapi perubahan iklim