Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko melantik sejumlah pejabat struktural, salah satunya Joannes Ekaprasetya Tandjung, yang berlatar belakang diplomat, sebagai Direktur Penguatan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Handoko menyebutkan bahwa Joannes, yang sebelumnya berada di Kementerian Luar Negeri, dapat memperkuat kemitraan infrastruktur riset inovasi Indonesia dengan negara lain melalui posisi barunya di Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi.

“Meskipun saya tahu, direktorat ini sangat menantang dan tidak mudah, karena mendapatkan penugasan untuk melaksanakan hal-hal yang selama ini belum pernah kita lakukan, baik dalam konteks mengembangkan model-model bisnis baru berbasis infrastruktur, maupun riset dan inovasi,” ujarnya.

Baca juga: Kepala BRIN sebut riset dan inovasi jadi perhatian penting Prabowo

Selain itu, lanjut dia, juga memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk industri dan akademisi, baik di dalam maupun di luar negeri yang basisnya juga infrastruktur. Menurut dia, BRIN akan terus mengembangkan dan memperkuat infrastruktur agar semakin maju, sehingga dibutuhkan kolaborasi.

“Saya selalu sampaikan kepada Deputi Infrastruktur, program riset ke depan untuk lembaga seperti BRIN itu pasti akan dipimpin oleh infrastruktur. Dengan ketersediaan infrastruktur itulah yang akan menjadi penggerak, pengungkit utama dari berbagai kegiatan riset tersebut,” kata Handoko.

Selain direktur dan pejabat struktural, Handoko juga menyambut 42 pejabat fungsional yang saat ini dilantik untuk menduduki berbagai jabatan fungsional dan jenjang.

Baca juga: BRIN pacu insentif kemitraan riset dan inovasi guna kemandirian negara

Dr Joannes Ekaprasetya Tandjung adalah fungsional diplomat madya dengan gelar Minister Counsellor. Mulai berkarir di Kementerian Luar Negeri sejak tahun 2002, Tandjung telah menjalani penugasan di Perutusan Republik Indonesia untuk Masyarakat Eropa di Brussel, Belgia (2004), Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan World Trade Organization serta Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Swiss (2007-2011), Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Republik Korea (2020-Juli 2024).

Melalui skema beasiswa Australian Awards Scholarship, Joannes melanjutkan studi Magister Hukum Internasional (2006-2007) dan Doktoral di Sydney Law School, The University of Sydney yang merupakan Fakultas Hukum tertua di Benua Australia.

Di KBRI Seoul, Tandjung ditugaskan sebagai Minister Counsellor dan Koordinator Divisi Ekonomi Kreatif dan Digital, Percepatan Start Up dan Diplomasi Publik. Divisi tersebut merupakan divisi pertama yang dibentuk di KBRI Seoul dan merupakan perluasan dari fungsi Penerangan Sosial Budaya yang terdapat di Perwakilan RI lainnya.

Baca juga: BRIN nyatakan Pemerintah RI berkomitmen kembangkan riset dan inovasi

Untuk memperkuat kerja sama pendidikan tinggi, Tandjung berperan aktif dalam memfasilitasi kerjasama antara perguruan tinggi negeri dan swasta Indonesia dengan mitranya di Korsel termasuk Institut Kesenian Jakarta dan Binus University dengan Seoul Institute of the Arts, Institut Seni Indonesia dengan Korea National University.