Tercatat sudah ada ratusan surat dari warga yang diserap melalui "Jaring Asmara". Surat cinta dari warga kepada Pramono-Rano ini menjadi program yang sesuai keinginan warga di wilayahnya masing-masing.
"Jaring Asmara" kepanjangan dari kata "menjaring aspirasi masyarakat Jakarta". Rano menilai, metode ini sebagai kewajiban dirinya kepada warga untuk menyediakan media aspirasi.
"Surat cinta" dari warga itu berfungsi sebagai media dengan membawa nuansa sentimental yang menyentuh hati. Metode kampanye ini juga membuktikan dirinya bersama Pramono melakukan kampanye langsung ke lapangan.
Baca juga: Rano Karno: Sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" jadi ketahanan budaya
Secara teknis, melalui "Jaring Asmara", masyarakat menuliskan catatan berupa curahan masalah dan aspirasinya dalam bentuk "surat cinta" kepada Pramono dan Rano, mencakup juga unsur emosional masyarakat.
Selanjutnya, catatan aspirasi dari masyarakat setempat itu dimasukkan lalu diwujudkan menjadi satu program yang akan dijalankan Pramono dan Rano saat terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta pada lima tahun ke depan.
Baca juga: Pram-Rano hadirkan Program Jaring Asmara guna serap aspirasi di RT-RW
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta telah merilis rekap kampanye Pilkada DKI Jakarta 2024. Dalam rilis tersebut, Pramono Anung-Rano Karno unggul dalam melakukan kampanye tatap muka dengan masyarakat dibandingkan pasangan calon lainnya.
Rekap yang berisi data tatap muka para paslon dalam Pilkada Jakarta itu merupakan data periode 25 September hingga 9 Oktober 2024. Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) melakukan kampanye tatap muka sebanyak 22 kali pertemuan.
Pramono Anung-Rano Karno menembus rekor terbanyak dengan melakukan kampanye tatap muka sebanyak 32 kali.