Dirinya kembali menjadi perhatian publik lantaran namanya masuk dalam daftar calon wakil menteri untuk kabinet Prabowo mendatang. Juri pun hadir ke kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta pada Selasa (15/10).
Lantas, siapakah sosok Juri Ardiantoro ini? Mari kita simak profil dan latar belakangnya sebagai tokoh yang dipilih Prabowo menjadi calon wakil menteri.
Profil Juri Ardiantoro
Pria kelahiran Brebes, Jawa Tengah, pada 3 Januari 1970. Ia berasal dari keluarga sederhana yang mementingkan pendidikan bagi anak-anaknya.
Juri menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Brebes. Ia bersekolah di SD Negeri 1 Lengkong Brebes tahun 1980-1986, SMP Negeri 2 Brebes tahun 1986-1989, hingga SMA Negeri 1 Brebes tahun 1989-1992.
Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Juri melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana. Merantau ke Jakarta, Juri memilih berkuliah di IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta) jurusan Pendidikan Sejarah hingga lulus tahun 1999.
Selama berkuliah, Juri aktif dalam kegiatan organisasi, seperti bergabung di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Baca juga: Profil Helvi Yuni Moraza, calon wamen dalam kabinet Prabowo
Lulus dari sarjana, Juri mengambil program Magister di Universitas Indonesia jurusan Sosiologi tahun 2000-2003 hingga melanjutkan program Doktor Sosiologi pada Departement of Anthropology and Soiciology, Faculty of Arts and Social Sciences, University of Malaya, Malaysia.
Juri merupakan sosok yang sangat menaruh perhatian terhadap isu-isu pemilu. Dirinya kerap mengawal seluruh kegiatan pemilihan umum di Indonesia.
Sehingga, ia bergabung dalam Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) menjadi salah satu tokoh pendiri dan berkontribusi sebagai relawan hingga menjabat sebagai sekjen KIPP.
Tahun 2003-2008, Juri terpilih dalam pemilihan Komisioner KPU DKI Jakarta dan akhirnya juga berhasil terpilih menjadi anggota KPU Pusat.
Selama menjalani tugasnya sebagai anggota KPU Pusat, Juri diberikan kepercayaan mengganti Husni Kamil Manik yang meninggal tahun 2016 menjadi Ketua KPU RI.
Setelah masa jabatannya sebagai Ketua KPU habis di tahun 2017, Juri bergabung dalam anggota Tim Kampanye Nasional kandidat Jokowi-Ma'ruf Amin saat Pemilu 2019. Ia pun ditunjuk menjadi Wakil Direktur Hukum dan Advokasi.
Baca juga: Profil Haikal Hassan, da'i yang masuk radar kabinet Prabowo
Namun, tugas tersebut tidak ia jalankan sampai tuntas. Setelah dilantik, Juri memutuskan mundur dari posisi tersebut dengan alasan ingin menjaga netralitas ASN dalam Pemilu 2024 karena ia telah bergabung dalam TKN kandidat Capres dan Cawapres. Ia pun memberikan pengajuan pengunduran dirinya kepada Presiden melalui Kepala Staf Kepresidenan.
Fokus dan aktif dalam Pilpres 2024, Juri terpilih menjadi Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran.
Usai masa Pilpres 2024, Juri dipanggil ke Istana Merdeka dan kembali diamanatkan oleh Presiden Jokowi untuk bertugas menjadi Staf Khusus Presiden.
Menjelang pelantikan Presiden RI 2024, namanya terpilih menjadi calon Wakil Menteri dalam pemerintahan Prabowo. Juri dimintai bertugas yang memerlukan kerja keras dan siap menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Terkait posisi kementerian yang akan ia duduki, Juri belum jelaskan secara gamblang dan menunggu Prabowo memberi tahu informasi tersebut.
Selain aktif di dunia politik, ia mendedikasikan dirinya dalam dunia pendidikan. Mulai tahun 1997-2000, Juri sudah mengajar mata pelajaran Sosiologi di SMU IKIP Jakarta (Lab School). Kemudian, menjadi dosen di beberapa kampus yaitu di Universitas Bung Karno tahun 2001-2003 dan Universitas Negeri Jakarta tahun 2005 sampai saat ini.