Mendag: Ekspor non migas Januari-September 2024 lebih tinggi dari 2023
19 Oktober 2024 09:24 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (18/10/2024). ANTARA/Maria Cicilia Galuh.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut secara kumulatif capaian kinerja ekspor non migas pada Januari-September 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada Januari-September 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai 192,85 miliar dolar AS atau naik 0,32 persen dibandingkan 2023. Dari total nilai ekspor tersebut, nilai ekspor untuk non migas mencapai 181,15 miliar dolar AS, naik 0,39 persen dibanding periode yang sama pada 2023.
"Sepanjang tahun 2024, pertama kalinya kinerja ekspor nonmigas kumulatif Januari-September 2024 mampu melampaui tahun 2023," ujar Zulkifli melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.
Zulkifli menjelaskan, total ekspor Indonesia pada September 2024 mencapai 22,07 miliar dolar AS, naik 6,44 persen dibanding September 2023. Namun, nilai tersebut turun 5,80 persen dibandingkan dengan Agustus 2024.
Sementara itu, nilai ekspor non migas September 2024 tercatat 20,91 miliar dolar AS dan migas 1,17 miliar dolar AS. Nilai ekspor non migas September 2024 turun 5,96 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2024, namun naik 8,13 persen jika dibandingkan dengan September 2023.
Secara rinci, Zulkifli menyampaikan bahwa pada September 2024, penurunan kinerja ekspor non migas secara bulanan terjadi pada sektor industri dan pertambangan.
Sektor dengan penurunan terdalam dibanding bulan sebelumnya terjadi pada sektor industri dengan penurunan sebesar 6,38 persen, diikuti pertambangan 5,43 persen. Sedangkan, ekspor sektor pertanian tumbuh sebesar 2,95 persen.
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada September ini, di antaranya adalah kakao dan olahannya yang naik 17,56 persen, besi dan baja 10,41 persen, kopi, teh, dan rempah-rempah 10,26 persen, nikel dan barang daripadanya 9,71 persen, serta bahan bakar mineral 4,58 persen.
Di sisi lain, pelemahan pada beberapa produk ekspor non migas, di antaranya adalah bijih logam, terak, dan abu yang turun 32,00 persen, pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) 25,54 persen, timah dan barang daripadanya 22,49 persen, pakaian dan aksesorinya (rajutan) 21,26 persen, dan tembakau dan rokok 18,97 persen.
Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan, Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang masih menjadi pasar utama ekspor non migas Indonesia pada September 2024 dengan nilai mencapai 9,11 miliar dolar AS. Ketiga negara ini berkontribusi sebesar 43,57 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
"Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2024 yang diproyeksikan meningkat memberikan sinyal positif bagi kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok yang tumbuh 0,34 persen pada September 2024," katanya.
Baca juga: BPS: Ekspor kopi Januari-September 2024 capai 1,49 miliar dolar AS
Baca juga: BPS sebut nilai ekspor Indonesia turun pada September 2024
Pada Januari-September 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai 192,85 miliar dolar AS atau naik 0,32 persen dibandingkan 2023. Dari total nilai ekspor tersebut, nilai ekspor untuk non migas mencapai 181,15 miliar dolar AS, naik 0,39 persen dibanding periode yang sama pada 2023.
"Sepanjang tahun 2024, pertama kalinya kinerja ekspor nonmigas kumulatif Januari-September 2024 mampu melampaui tahun 2023," ujar Zulkifli melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.
Zulkifli menjelaskan, total ekspor Indonesia pada September 2024 mencapai 22,07 miliar dolar AS, naik 6,44 persen dibanding September 2023. Namun, nilai tersebut turun 5,80 persen dibandingkan dengan Agustus 2024.
Sementara itu, nilai ekspor non migas September 2024 tercatat 20,91 miliar dolar AS dan migas 1,17 miliar dolar AS. Nilai ekspor non migas September 2024 turun 5,96 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2024, namun naik 8,13 persen jika dibandingkan dengan September 2023.
Secara rinci, Zulkifli menyampaikan bahwa pada September 2024, penurunan kinerja ekspor non migas secara bulanan terjadi pada sektor industri dan pertambangan.
Sektor dengan penurunan terdalam dibanding bulan sebelumnya terjadi pada sektor industri dengan penurunan sebesar 6,38 persen, diikuti pertambangan 5,43 persen. Sedangkan, ekspor sektor pertanian tumbuh sebesar 2,95 persen.
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan kenaikan tertinggi pada September ini, di antaranya adalah kakao dan olahannya yang naik 17,56 persen, besi dan baja 10,41 persen, kopi, teh, dan rempah-rempah 10,26 persen, nikel dan barang daripadanya 9,71 persen, serta bahan bakar mineral 4,58 persen.
Di sisi lain, pelemahan pada beberapa produk ekspor non migas, di antaranya adalah bijih logam, terak, dan abu yang turun 32,00 persen, pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) 25,54 persen, timah dan barang daripadanya 22,49 persen, pakaian dan aksesorinya (rajutan) 21,26 persen, dan tembakau dan rokok 18,97 persen.
Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan, Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang masih menjadi pasar utama ekspor non migas Indonesia pada September 2024 dengan nilai mencapai 9,11 miliar dolar AS. Ketiga negara ini berkontribusi sebesar 43,57 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
"Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2024 yang diproyeksikan meningkat memberikan sinyal positif bagi kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok yang tumbuh 0,34 persen pada September 2024," katanya.
Baca juga: BPS: Ekspor kopi Januari-September 2024 capai 1,49 miliar dolar AS
Baca juga: BPS sebut nilai ekspor Indonesia turun pada September 2024
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Tags: