BRIN gandeng China dan swasta kembangkan satelit penginderaan jauh
18 Oktober 2024 15:58 WIB
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko (kanan) dan Perwakilan Innovation Academy for Microsatellites of Chinese Academy of Science (IAMCAS) Hu Haiying (kanan) dalam penandatanganan nota kesepahaman kerja sama riset di Jakarta, Jumat (18/10/2024). ANTARA/Sean Filo Muhamad/am.
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Innovation Academy for Microsatellites of Chinese Academy of Science (IAMCAS) dan swasta menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam mengembangkan konstelasi satelit penginderaan jauh.
"Kami melakukan penandatanganan kerja sama dengan divisi pusat pengembangan mikro satelit yang pusatnya berada di Shanghai, China. Kami bekerja sama dalam mengembangkan konstelasi satelit penginderaan jarak jauh di Indonesia," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Jumat.
Handoko menjelaskan kerja sama pengembangan konstelasi satelit penginderaan jauh ini dibutuhkan oleh Indonesia, sebab selama ini berbagai pihak di Indonesia baik pemerintah maupun swasta sering membeli data pencitraan satelit melalui penyedia layanan pencitraan satelit luar negeri.
Melalui kerja sama di bidang pembuatan satelit ini, kata dia, diharapkan kementerian/lembaga maupun swasta yang berada di Indonesia tidak perlu membeli data pencitraan satelit lagi ke luar negeri, melainkan bisa melalui BRIN sebagai penyedia layanan citra data di masa yang akan datang.
"Rencananya nanti terdiri dari 19 satelit, baik berbasis optik maupun radar. Itu akan memungkinkan kita mengambil pencitraan satelit (dalam) segala macam bentuk," ujarnya.
Handoko memaparkan data pencitraan satelit bisa dipakai dalam berbagai hal, seperti pada riset cuaca, iklim, pantai, zonasi ikan, tata ruang perkotaan, pemantauan sungai, mitigasi bencana, hingga pertahanan dan keamanan.
Dalam kerja sama ini, ia menyebut BRIN berperan dalam melakukan pengembangan satelit, berkolaborasi dengan China, dan kemudian pembuatannya diserahkan kepada pihak swasta.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan IAMCAS Hu Haiying mengaku dirinya merasa terhormat bisa menjadi bagian dalam kerja sama riset ini.
"Kami berharap ini adalah langkah pembuka bagi kita semua untuk bisa melakukan apapun yang bisa diberikan untuk membuat satelit di Indonesia. Kami tidak sabar untuk bisa mulai bekerja dan menyelesaikan pekerjaan ini supaya manfaat dari satelit ini bisa segera dirasakan," tutur Hu Haiying.
Baca juga: BRIN sebut riset jadi prioritas Prabowo, dari antariksa hingga nuklir
Baca juga: Kepala BRIN sebut riset dan inovasi jadi perhatian penting Prabowo
Baca juga: BRIN-Kemenhub teken kerja sama bidang riset dan inovasi transportasi
"Kami melakukan penandatanganan kerja sama dengan divisi pusat pengembangan mikro satelit yang pusatnya berada di Shanghai, China. Kami bekerja sama dalam mengembangkan konstelasi satelit penginderaan jarak jauh di Indonesia," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Jumat.
Handoko menjelaskan kerja sama pengembangan konstelasi satelit penginderaan jauh ini dibutuhkan oleh Indonesia, sebab selama ini berbagai pihak di Indonesia baik pemerintah maupun swasta sering membeli data pencitraan satelit melalui penyedia layanan pencitraan satelit luar negeri.
Melalui kerja sama di bidang pembuatan satelit ini, kata dia, diharapkan kementerian/lembaga maupun swasta yang berada di Indonesia tidak perlu membeli data pencitraan satelit lagi ke luar negeri, melainkan bisa melalui BRIN sebagai penyedia layanan citra data di masa yang akan datang.
"Rencananya nanti terdiri dari 19 satelit, baik berbasis optik maupun radar. Itu akan memungkinkan kita mengambil pencitraan satelit (dalam) segala macam bentuk," ujarnya.
Handoko memaparkan data pencitraan satelit bisa dipakai dalam berbagai hal, seperti pada riset cuaca, iklim, pantai, zonasi ikan, tata ruang perkotaan, pemantauan sungai, mitigasi bencana, hingga pertahanan dan keamanan.
Dalam kerja sama ini, ia menyebut BRIN berperan dalam melakukan pengembangan satelit, berkolaborasi dengan China, dan kemudian pembuatannya diserahkan kepada pihak swasta.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan IAMCAS Hu Haiying mengaku dirinya merasa terhormat bisa menjadi bagian dalam kerja sama riset ini.
"Kami berharap ini adalah langkah pembuka bagi kita semua untuk bisa melakukan apapun yang bisa diberikan untuk membuat satelit di Indonesia. Kami tidak sabar untuk bisa mulai bekerja dan menyelesaikan pekerjaan ini supaya manfaat dari satelit ini bisa segera dirasakan," tutur Hu Haiying.
Baca juga: BRIN sebut riset jadi prioritas Prabowo, dari antariksa hingga nuklir
Baca juga: Kepala BRIN sebut riset dan inovasi jadi perhatian penting Prabowo
Baca juga: BRIN-Kemenhub teken kerja sama bidang riset dan inovasi transportasi
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: