Gorontalo (ANTARA News) - Ketua Tim Komisi V DPR RI Roem Kono mengatakan penyerapan anggaran di Bandara Jalaluddin sangat lemah, padahal anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk pengembangan bandara tersebut cukup besar dalam tiga tahun terakhir.
"Kami sungguh menyayangkan dananya tidak terserap dan dikembalikan kepada pemerintah pusat. Pada tahun 2012 kurang lebih Rp20 miliar, tahun 2013 Rp40 miliar, dan tahun ini sebesar Rp50 miliar yang dikembalikan ke pusat," katanya saat kunjungan kerja Komisi V di Gorontalo, Senin.
Ia mengaku tidak habis pikir karena pekerjaan pembangunan Bandara untuk tahun 2014 baru dilelang. Sementara rencana pembangunan Bandara Djalaludin sudah dipersiapkan sejak tahun 2012.
"Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara perencanaan dengan ketersediaan anggaran, dan pelaksanaan pekerjaan," ujar dia.
Oleh karena itu, Rum berharap ini menjadi perhatian seluruh pihak, karena untuk mendapatkan anggaran pembangunan bandara ini bukan hal mudah.
"Sangat sulit memperjuangkan anggaran ini, apalagi harus bersaing dengan seluruh daerah di Indonesia, " katanya.
Ia menjelaskan, tujuan kunjungan kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Gorontalo adalah untuk menyerap aspirasi masyarakat, khususnya terkait dengan sektor perhubungan dan pembangunan infrastruktur lainnya.
Kunjungan ini diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo.
"Kami ingin menyerap aspirasi apa yang dibutuhkan masyarakat, dan nantinya hasil kunjungan ini akan menjadi landasan untuk menyusun rencana pemerintah ke depan," jelasnya.
Komisi V nilai penyerapan anggaran Bandara Jalaluddin lemah
24 Juni 2014 07:19 WIB
Gedung DPR (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Pewarta: Debby Hariyanti Mano
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: