Menpora kecewa hasil Indonesia Open 2014
23 Juni 2014 23:26 WIB
Penyisihan BCA Indonesia Open. Pebulu tangkis Indonesia Ganda Campuran Pia Zebadiah (kanan) dan Markis Kido (kiri) bermain menghadapi pasangan China Kai Lu dan Yaqiong Huang pada babak penyisihan Turnamen BCA Indonesia Open MetLife BWF World Super Series Premier 2014, di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (17/6) malam. Pasangan Kai Lu dan dan Yaqiong Huang menang atas Markis Kido-Pia dengan skor 21-18, 17-21, 21-14. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menyatakan kekecewaannya atas gagalnya kontingen bulutangkis Indonesia meraih gelar juara pada turnamen Indonesia Terbuka 2014.
"Terus terang saya juga kaget dan ini merupakan keprihatinan kita semua. Apalagi itu terjadi di Indonesia, jadi sayang sekali," kata Roy Suryo di Jakarta, Senin malam.
Pihaknya memastikan akan segera mengundang Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) untuk membahas penyebab kekalahan para atlet di turnamen bulutangkis paling bergengsi tersebut.
"Kami akan pastikan apa yang sebenarnya terjadi. Akan segera ada evaluasi bersama PBSI," kata dia.
Tuan rumah Indonesia tanpa gelar di kejuaraan bergengsi BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 setelah satu wakilnya yaitu pasangan Hendra Setiawan-Muhammad Ahsan gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya pada babak final.
Meski dengan status unggulan pertama, pasangan Hendra-Ahsan harus mengakui keunggulan pasangan asal Korea Selatan, Lee Yong Dae-Yoo Yeon Seong di Istora Senayan Jakarta, Minggu (22/6), dengan skor 15-21, 17-21.
Dengan kekalahan ini selain memupus keinginan tuan rumah meraih kesempatan salah satu juara juga memperpanjang rekor pertemuan kedua pasang pemain itu menjadi 5-1 untuk keunggulan pasangan asal Negeri Gingseng itu.
Bagi Indonesia, tanpa gelar di Indonesia Open sudah menjadi kebiasaan. Sebelumnya pada tahun 2009, 2010 dan 2011 hasil yang sama juga terjadi. Untuk 2012 satu gelar bisa didapat lewat Simon Santoso dan 2013 lewat Hendra-Ahsan. (A064)
"Terus terang saya juga kaget dan ini merupakan keprihatinan kita semua. Apalagi itu terjadi di Indonesia, jadi sayang sekali," kata Roy Suryo di Jakarta, Senin malam.
Pihaknya memastikan akan segera mengundang Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) untuk membahas penyebab kekalahan para atlet di turnamen bulutangkis paling bergengsi tersebut.
"Kami akan pastikan apa yang sebenarnya terjadi. Akan segera ada evaluasi bersama PBSI," kata dia.
Tuan rumah Indonesia tanpa gelar di kejuaraan bergengsi BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 setelah satu wakilnya yaitu pasangan Hendra Setiawan-Muhammad Ahsan gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya pada babak final.
Meski dengan status unggulan pertama, pasangan Hendra-Ahsan harus mengakui keunggulan pasangan asal Korea Selatan, Lee Yong Dae-Yoo Yeon Seong di Istora Senayan Jakarta, Minggu (22/6), dengan skor 15-21, 17-21.
Dengan kekalahan ini selain memupus keinginan tuan rumah meraih kesempatan salah satu juara juga memperpanjang rekor pertemuan kedua pasang pemain itu menjadi 5-1 untuk keunggulan pasangan asal Negeri Gingseng itu.
Bagi Indonesia, tanpa gelar di Indonesia Open sudah menjadi kebiasaan. Sebelumnya pada tahun 2009, 2010 dan 2011 hasil yang sama juga terjadi. Untuk 2012 satu gelar bisa didapat lewat Simon Santoso dan 2013 lewat Hendra-Ahsan. (A064)
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: