Karena konflik memanas, 1,2 juta orang mengungsi dan anak-anak menghadapi risiko serius. Tanggap Darurat Pertama ECW yang lebih luas dan dilaksanakan oleh UNICEF akan mendukung pendidikan berkualitas dan menyeluruh di zona berisiko tinggi dan menjangkau 20.330 anak.


New York, (ANTARA/PRNewswire)- Menanggapi krisis yang kian memanas di Lebanon, Pendidikan Tidak Dapat Menunggu (ECW) dan para mitra strategisnya hari ini mengumumkan dana tambahan sebesar AS$1,5 juta untuk mendukung akses yang inklusif dan aman ke pendidikan bermutu bagi anak-anak yang terdampak konflik.




Tambahan dana Hibah Tanggap Darurat Pertama untuk sektor pendidikan di Lebanon akan diberikan oleh UNICEFselagi ECW dan para mitra strategisnya berupaya memperluas tanggap daruratnya terhadap meningkatnya konflik yang telah menyebabkan sekitar 1,2 juta penduduk mengungsi. Portofolio investasi ECW senilai AS$25,8 juta di Lebanon telah menjangkau 1,2 juta anak melalui pendidikan bermutu tinggi dan menyeluruh.




"Sekali lagi, Lebanon menderita. Konflik yang tengah terjadi telah menyebabkan tekanan hebat pada sistem pendidikan Lebanon, banyak anak berisiko tertinggal atau putus sekolah. Anak-anak sekarat, keluarga kehilangan tempat tinggal, dan infrastruktur sekolah yang berharga menjadi rusak. Anak-anak berhak memiliki keamanan, perlindungan, dan harapan yang hanya dapat diberikan oleh pendidikan berkualitas," kata Yasmine Sherif, Direktur Eksekutif Pendidikan Tidak Dapat Menunggu. Pendidikan Tidak Dapat Menunggu adalah dana pendidikan global di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk keadaan darurat dan krisis berkepanjangan. "Kita harus semakin berupaya dan tidak mengabaikan anak atau guru sama sekali di Lebanon."




"Permusuhan yang semakin memanas telah mengakibatkan periode paling mematikan dan lonjakan pengungsian terbesar yang pernah terjadi di Lebanon dalam beberapa dekade terakhir. Awal tahun ajaran baru di sekolah negeri harus ditunda karena hampir 60% sekolah negeri digunakan sebagai tempat penampungan sehingga mengakibatkan sistem pendidikan di Lebanon terpuruk," kata Edouard Beigbeder, Perwakilan UNICEF di Lebanon. "1,2 juta anak dan remaja membutuhkan akses segera ke pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Jika memungkinkan, sekolah harus tetap dibuka untuk kegiatan belajar mengajar dan menjangkau anak-anak maupun remaja dengan dukungan psikososial yang penting di tengah masa yang sulit ini. Stabilitas dan kemakmuran Lebanon di masa depan akan terancam jika pendidikan tidak menjadi pusat tanggapan kita bersama."




Tambahan dana untuk mendukung strategi sektor pendidikan akan membantu mempertahankan dukungan penting agar anak-anak dapat kembali bersekolah selama tahun ajaran mendatang. Berkat tambahan dana ini, sekarang Tanggap Darurat Pertama akan menjangkau 20.330 anak-anak dan remaja pengungsi, jauh lebih banyak dari 7.530 anak yang ditargetkan melaluidana hibah ECW sebesar AS$2,2 juta yang diumumkan bulan Maret lalu.




Tanggap cepat ini berfokus pada penyediaan akses pendidikan yang inklusif dan aman bagi anak-anak pengungsi. Program ini akan mengidentifikasi sekolah-sekolah pusat untuk memperluas kemampuan operasional mereka dalam menarik siswa baru. Program ini juga berfokus pada penyediaan hasil belajar yang berkualitas di lingkungan belajar yang protektif dan inklusif, dengan pelatihan dan intervensi tertarget untuk anak perempuan dan anak-anak penyandang disabilitas. Untuk membangun kembali dengan lebih baik, investasi ini juga berfokus pada ketahanan dan pemulihan sistem pendidikan.