Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) telah merealisasikan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,465 triliun hingga September 2024 dengan laju tingkat non performing loan (NPL) sebesar 2,48 persen.

"Dari target 2024 sebesar Rp1,850 triliun sudah tersalurkan sebesar 78 persen. Kami meyakini hingga akhir tahun 2024 akan tercapai," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, di Jakarta, Kamis.

Supomo mengatakan porsi pembiayaan untuk koperasi sektor riil (produksi) sepanjang 2024 sudah mencapai 60 persen, meningkat dari hanya 2 persen pada 2020.

Meski begitu, Supomo mengakui bahwa penyaluran dana bergulir untuk koperasi sektor riil lebih berisiko ketimbang ke koperasi simpan pinjam atau KSP.

“Sebab, masih banyak koperasi sektor riil yang belum siap menjadi sebuah korporasi," ujar dia.

Oleh karena itu, untuk penyaluran ke koperasi sektor riil, LPDB-KUMKM sudah menyiapkan inkubator, dengan koperasi akan diinkubasi dan diberikan pendampingan dalam menjalankan usahanya.

"Kami bentuk dan bangun ekosistemnya, dari hulu ke hilir. Sehingga, semuanya bisa kami pantau hingga cash to cash-nya, dalam skema yang sudah terdigitalisasi," kata Supomo.

Dia mengklaim bahwa program dana bergulir dari LPDB-KUMKM telah memberikan dampak yang sangat positif bagi pertumbuhan koperasi dan UMKM di Indonesia.

Capaian ini disebutnya merupakan komitmen LPDB-KUMKM dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional pascapandemi apalagi program penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM telah berhasil menjangkau banyak pelaku UMKM di seluruh Indonesia.

"Program ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, terutama bagi mereka yang sulit mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan konvensional," kata Supomo.
Baca juga: Dana bergulir LPDB-KUMKM dongkrak UMKM di Dieng
Baca juga: Akses Dana Bergulir Melalui Koperasi, UMKM di Banjarnegara Bertumbuh