Jakarta (ANTARA News) - Direktur Institut Madani Nusantara, Prof Nanat Fatah Natsir, mengatakan pertanyaan Prabowo Subianto mengenai penjualan saham Indosat, maupun jawaban Joko Widodo tentang kemungkinan membeli kembali, sama-sama mewakili perasaan rakyat Indonesia.

"Pertanyaan itu sangat bagus dan mewakili perasaan kecewa sebagian besar rakyat Indonesia. Meskipun rakyat paham kondisi ekonomi Indonesia sedang kritis (pada waktu itu), penjualan Indosat membuat sebagian rakyat Indonesia kecewa," kata Nanat Fatah Natsir dihubungi di Jakarta, Senin, mengenai tanya jawab calon presiden pada debat Minggu malam.

Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mengatakan, jawaban Jokowi yang akan membeli kembali saham Indosat juga sangat tepat dan menjawab harapan rakyat Indonesia.

"Rakyat pasti berharap Indosat bisa dibeli kembali," ujar mantan rektor UIN Bandung itu.

Saat debat kandidat putaran III bertema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional", calon presiden Prabowo Subianto menanyakan tentang penjualan Indosat kepada pesaingnya, Joko Widodo.

Prabowo menanyakan sikap Jokowi tentang penjualan saham Indosat ketika Megawati Sukarnoputri menjadi Presiden.

Megawati, ketua umum PDI Perjuangan pada Pemilu Presiden 2014 menugaskan Joko Widodo sebagai maju ke pencapresan.

Prabowo menanyakan soal Indosat, setelah pesaingnya itu berbicara mengenai "drone" atau pesawat pengintai tak berawak untuk memperkuat ketahanan nasional.

"Kalau bicara drone dan sebagainya, masalah satelit jadi sangat strategis dalam ketahanan nasional kita. Masalahnya, waktu pemerintahan dipimpin Megawati, dia menjual Indosat yang saat itu punya dua posisi geostasioner di atas wilayah udara. Apabila jadi presiden, apa langkah Bapak? Apakah akan dibeli kembali?" tanya Prabowo.

Menanggapi pertanyaan itu, Jokowi --panggilan akrab Joko Widodo-- menjawab akan melakukan "buy back" atau membeli kembali saham PT Indosat yang pernah diprivatisasi pemerintahan sebelumnya.

"Ke depan kita buy back saham itu jadi milik kita lagi oleh karena itu pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen," katanya.

Jokowi mengatakan saat pemerintahan Megawati, kepemilikan saham di Indosat dilepas karena kondisi dan imbas krisis ekonomi saat itu sangat berat.

Menurut Jokowi, pada 1998 kondisi ekonomi belum baik, sulit dibandingkan keadaannya dengan kondisi ketika perekonomian normal.

"Jangan bicara saat posisi normal. Bicara saat krisis, keuangan sangat berat. Waktu itu Indosat kita jual tapi kita lihat ada klausul apa di situ. Bisa diambil kembali, hanya sampai saat ini belum," katanya.

Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu, dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.


(D018)