London (ANTARA) - Para menteri pertahanan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Kamis berkumpul di Brussel, ibu kota Belgia, untuk membahas kemajuan dalam kemampuan pencegahan dan pertahanan, dukungan bagi Ukraina, serta kemitraan global.

Dukungan NATO untuk Ukraina menjadi pusat diskusi pada pertemuan yang berlangsung selama dua hari itu.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menekankan bahwa para negara anggota perlu meningkatkan upaya menghadapi ancaman yang berkembang.

Para menteri akan melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov dalam Dewan NATO-Ukraina pada Kamis malam untuk membahas perkembangan terbaru di medan perang serta menangani kebutuhan paling mendesak Ukraina.

"Ukraina akan menjadi anggota NATO di masa depan. Jadi pertanyaannya bukan tentang waktu, tetapi tentang apa yang kita lakukan sekarang dengan komitmen yang sudah berjalan," ujar Rutte saat diwawancarai secara informal di Brussel.

"... (tentang) semua bantuan bilateral yang akan masuk ke Ukraina besok, serta semua upaya yang dikoordinasikan di antara sekutu-sekutu untuk bekerja pada rekonstruksi," katanya menambahkan.

Menurut dia, fokus tersebut perlu diperhatikan mengingat ancaman yang dihadapi Ukraina dari Rusia terus meningkat, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

"Kami berdiri bersama untuk menentang segala bentuk agresi dan otokrasi, yang tidak mengikuti nilai-nilai yang kita anut dan yang tidak menghormati hukum internasional," kata Rutte.

NATO sedang mempersiapkan pembentukan sebuah pusat komando baru di Wiesbaden, Jerman, yang akan mengoordinasikan bantuan keamanan serta pelatihan untuk Ukraina.

Di luar topik menyangkut Ukraina, para menhan NATO juga memusatkan pembicaraan pada kondisi keamanan global yang lebih luas.

Untuk pertama kalinya, menteri pertahanan dari mitra-mitra utama di Indo-Pasifik, yakni Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan, ikut serta dalam diskusi.

Pada paruh pertama 2024 saja, para anggota NATO telah memberikan bantuan militer senilai 20,9 miliar euro (sekitar Rp353,2 triliun). Aliansi ini tetap berkomitmen untuk memenuhi target keuangannya sebelum akhir tahun, menurut pernyataan resmi.

Aliansi itu juga bertekad memenuhi janji untuk memberikan bantuan militer sebesar 40 miliar euro (sekitar Rp675,4 triliun) bagi Ukraina.


Sumber: Anadolu

Baca juga: NATO peringatkan musim dingin terberat bagi Ukraina akibat perang

Baca juga: Menlu Hongaria: Ukraina masuk NATO dapat berujung ke Perang Dunia III




Didukung Ceko, Presiden Ukraina minta kejelasan keanggotaan di NATO