Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat menyiapkan mitigasi bencana lewat simulasi gempa megathrust pada 23 Oktober 2024. Upaya tersebut dilakukan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov DKI Jakarta, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) serta Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D).

"Intinya kita kan mau melakukan mitigasi. Kita tidak pernah berharap itu terjadi," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Kamis.

​​​​​​Kalaupun itu terjadi maka kesiapsiagaan menghadapi risiko yang ditimbulkan dilakukan melalui simulasi gempa megathrust
Simulasi tersebut nantinya diikuti oleh seluruh jajaran Pemerintah Kota Jakarta Pusat agar lebih tangguh dalam menghadapi segala risiko dari bencana yang terjadi.

"Kita harus menjadi lebih tangguh di dalam menghadapi segala risiko yang mudah-mudahan itu tidak terjadi. Kita selalu berdoa. Yang jelas ini untuk mengantisipasi risiko gempa yang ada di sekitar kantor," ujar Dhany.

Baca juga: Pemkot Jaktim-BPBD DKI gelar simulasi penanggulangan gempa megathrust
Baca juga: Isu megathrust tidak boleh dianggap angin lalu
Ketua Subkelompok Kesiapsiagaan Bencana BPBD DKI Jakarta, Embai Suhaimi mengatakan, simulasi ini sebagai bentuk memanajemen keselamatan saat terjadi gempa bumi dan kebakaran sehingga bisa meminimalkan
korban.
"Pertemuan ini merupakan gladi terakhir simulasi dampak gempa bumi dan kebakaran. Tentunya apa yang telah disampaikan bisa benar-benar dipahami dan dipraktikan jika terjadi bencana," kata Embai.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengungkap tiga sumber ancaman gempa di wilayah DKI Jakarta dan pengungkapan sumber ancaman tersebut sebagai upaya untuk memitigasi bencana.

Tiga ancaman itu, yakni zona megathrust di selatan Jawa Barat, zona megathrust di selatan Selat Sunda dan sesar aktif di daratan.

Selain itu, sebanyak 10 ancaman bencana di Jakarta, yakni gempa bumi, banjir, kebakaran, cuaca ekstrem, wabah penyakit, abrasi, likuifaksi, gagal teknologi, kekeringan dan tsunami.