Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana berpamitan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali mengabdi sebagai akademisi di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Kabar itu disampaikan Ari Dwipayana menjelang masa purnatugas sebagai Koordinator Satafsus Presiden per 20 Oktober 2024.

"Kini, saatnya undur diri. Tanggal 20 Oktober 2024, tugas saya akan berakhir, saya minta izin ke Presiden Jokowi untuk kembali ke kampus UGM," kata Ari Dwipayana dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Istana sebut Jokowi-Prabowo diskusi soal tantangan ke depan

Ari menyampaikan niatnya untuk pulang ke UGM pada 21 Oktober 2024, setelah surat pengembalian dirinya ke UGM dibuat oleh Kementerian Sekretariat Kabinet awal September lalu.

Selain itu, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM itu juga telah memperoleh pengaktifan kembali dirinya sebagai pengajar di UGM dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) sejak 2 Oktober 2024.

"Jadi, 21 Oktober bisa pulang ke UGM," katanya.

Sementara itu, dalam postingannya di akun Instagram @dwipayanaari yang terbit hari ini, Ari juga membagikan kesannya bekerja dengan Presiden Jokowi dalam kurun 10 tahun terakhir.

Kesan itu dirangkum Ari dalam narasi bertajuk "Tidak Akan Pernah Lupa Jalan Pulang".

Stafsus Menteri Sekretariat Negara periode 2014-2015 itu berterima kasih pada Presiden Jokowi atas kepercayaannya dalam 10 tahun terakhir menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan tugas.

Baca juga: Jokowi minta Pujakesuma terus berkiprah di era baru

"Bahkan, saya sering menyebutkan bahwa 10 tahun mendampingi Pak Jokowi seperti naik roller coaster. Dipacu dengan kecepatan tinggi, kadang naik ke puncak, lalu turun ke lembah, dan naik lagi ke puncak," katanya.

Stafsus Presiden periode 2015-2019 itu mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan timnya dalam menjalankan tugas.

Ari, secara khusus menghargai peran peneliti di bidang politik dengan fokus kajian budaya politik Indonesia, Sukardi Rinakit, yang disebutnya sebagai kakak tertua dan rekan setia selama masa tugas mereka.

"Matur suksma, terutama pada Mas Sukardi Rinakit yang menjadi kakak tertua yang selalu bersama sampai akhir tugas. Kami berdua memilih menjadi duet/duo yang tetap menemani Pak Jokowi sampai 20 Oktober," katanya.

Sejak menjabat sebagai Koordinator Stafsus Presiden pada 2019, Ari menyoroti pentingnya kolaborasi dalam Tim Komunikasi Presiden, yang ia sebut sebagai topangan luar biasa. Hubungan yang dijalin berkembang menjadi lebih dari sekadar hubungan kerja, mereka kini adalah saudara dan sahabat bagi Ari.

Ari juga mengungkapkan rasa syukurnya atas perjalanan selama 10 tahun di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Ia mengakui adanya kelemahan dan kekurangan, tetapi tetap mengapresiasi capaian dan lompatan besar yang telah dicapai.

Baca juga: Ari Dwipayana terima anugerah Parama Bhakti Budaya dari Pemprov Bali

Baca juga: Jokowi minta maaf di Zikir Kebangsaan, Ari Dwipayana: Cerminan adab


"Pak Jokowi adalah man of action, tidak pernah mager. Ia bergerak terus dengan kecepatan tinggi, dan gerak tersebut dipandu oleh visi dan tujuan yang jelas," katanya

Ari mengatakan bahwa pencapaian tersebut dilakukan melalui ikhtiar yang intensif dan detail.

"Saya amat bersyukur dengan perjalanan 10 tahun ini, karena saya mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan pelajaran bermakna yang belum tentu saya peroleh di kampus," katanya.