Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan komoditas salak madu probo untuk meningkatkan kesejahteraan petani salak di wilayah itu.

"Kami terus melakukan pendampingan kepada petani salak di Sleman dalam pengembangan salak madu probo yang memiliki harga jual lebih tinggi dibandingkan salak pondoh," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Kamis.

Menurut dia, harga salak pondoh di tingkat petani antara Rp1.000 hingga Rp3.000 per kilogram (kg), sedangkan di tingkat konsumen berkisar Rp5.000 hingga Rp10.000 per kg.

"Sedangkan salak madu probo di tingkat petani paling rendah di harga Rp5.000 dan di tingkat konsumen Rp10.000 hingga Rp15.000 per kg. Bahkan saat ini, karena rendahnya produksi salak akibat dampak el nino dan kekeringan harga salak madu probo bisa mencapai Rp25.000 per kg," katanya.

Ia mengatakan, hal ini memicu semangat petani untuk mengembangkan salak madu probo karena cita rasa enak dan disukai pasar, serta harganya yang tinggi.

Baca juga: Triwulan ketiga sektor pariwisata sumbang PAD Sleman Rp283,53 miliar

Baca juga: Pemkab Sleman salurkan bantuan irigasi pompa kepada kelompok tani


"Untuk itu kami melakukan pendampingan dalam pengembangan salak madu probo untuk peningkatan kesejahteraan petani salak Sleman," katanya.

Suparmono mengatakan upaya yang telah dilakukan yakni dengan pemberian mesin "chopper" kepada beberapa kelompok tani pembudidaya salak, untuk mempermudah proses pencacahan pelepah salak sebagai pupuk alami tanaman salak.

"Kami juga memberikan bantuan Pupuk Hayati Cair (PHC) untuk mempercepat proses fermentasi pupuk hayati salak di areal pertanaman salak madu Probolinggo," katanya.

Ia mengatakan untuk mengatasi permasalahan produksi yang menurun pada musim kemarau, maka Dinas Pertanian Sleman akan membuat demonstrasi plot penerapan teknologi irigasi tetes untuk tanaman salak.

"Dengan suplai air yang cukup, harapannya tanaman salak tetap produktif di musim kemarau dan petani dapat menikmati harga salak yang tinggi karena pada musim kemarau produksi salak turun di semua sentra," katanya.

Saat ini, kata dia, petani berharap salak pondoh sebagai komoditas khas Sleman tetap dipertahankan dengan terus melakukan upaya pengembangan salak madu probo sebagai komoditas bernilai jual tinggi.

"Selain kedua varietas tersebut, kami juga akan mengupayakan peluang pasar salak spesifik lainnya seperti salak gading yang mempunyai keistimewaan, yaitu rasa khas (sepet) serta warna yang sangat menarik. Luas panen salak gading saat ini baru 1,51 hektare dengan produksi sebesar 745,60 kuintal," katanya.

Baca juga: Dirut PGN pastikan pemanfaatan jargas rumah tangga di Sleman lancar

Baca juga: DJPB DIY gelar Expo UMKM "Goes to Campus 2024" di UPN Yogyakarta