Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara (Sulut) D Tino Tandaju mengatakan untuk menurunkan angka prevalensi stunting perlu dukungan dari para pemangku kepentingan.

"BKKBN tidak bisa bekerja sendiri dalam menurunkan angka stunting, perlu didukung semua pihak," kata D Tino Tandaju di Manado, Kamis.

Baca juga: BKKBN Sulut maksimalkan kinerja TPPS capai target stunting 14 persen

Karena itu, kata dia, BKKBN terus membangun kolaborasi dengan para pihak untuk memastikan intervensi yang dilakukan tepat sasaran.

BKKBN terus berupaya dan berkolaborasi dengan berbagai mitra dalam memastikan intervensi yang tepat sasaran, khususnya di wilayah-wilayah dengan angka prevalensi stunting yang tinggi.

"Keterlibatan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, swasta hingga masyarakat, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal," ujarnya.

Tino menambahkan tanpa dukungan para pihak, target penurunan angka stunting tidak mungkin dicapai.

Target angka prevalensi stunting di Provinsi Sulut tahun 2024, sebesar 19 persen.

Baca juga: Angka stunting di delapan daerah di Sulut naik

Baca juga: BKKBN Sulut tingkatkan kapasitas TPK percepat penurunan stunting


Angka prevalensi stunting provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.

Meski terjadi kenaikan, angka prevalensi stunting Sulut masih di bawah angka nasional 21,5 persen.