Samarinda (ANTARA) - Sejumlah negara di Eropa telah menyatakan kesiapan untuk berinvestasi energi terbarukan yakni listrik tenaga surya atau solar cell di Provinsi Kalimantan Timur.


Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik dalam keterangan di Samarinda, Rabu, menjelaskan, keinginan investasi tersebut disampaikan dalam pertemuan sejumlah duta besar saat menghadiri undangan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, di Jakarta.

"Energi yang akan dikembangkan adalah tenaga surya atau solar cell. Usaha tersebut potensial dikembangkan di Kutai Kartanegara, Samarinda, Paser dan Kutai Barat," kata Akmal Malik.

Akmal mengungkapkan, pertemuan tersebut difasilitasi Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura dan dihadiri oleh sejumlah Duta Besar negara sahabat di antaranya Duta Besar Selandia Baru Kevin Burnett, ONZM, Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin, Duta Besar Jerman Ina Lepel, Duta Besar Finlandia Pekka Kaihilahti, Duta Besar Swedia Daniel Blockert, Duta Besar Denmark Sten Frimodt Nielsen, Duta Besar Italia Mr Benedetto Latteri, Duta Besar Irlandia Padraig Francis dan Duta Besar Swiss Olivier Zehnder.

Akmal mengatakan, pertemuan tersebut membahas ketertarikan negara-negara sahabat itu untuk berinvestasi dalam pengembangan energi terbarukan di Kaltim.

"Ketertarikan ini sangat baik, sebab faktanya hingga saat ini dominasi penggunaan energi di Kaltim masih dominan menggunakan energi berbahan fosil alias energi tak terbarukan," kata Akmal.

Kaltim sendiri, kata Akmal, akan terus bertransformasi dari penggunaan energi fosil menuju energi terbarukan.

Di sejumlah perusahaan tambang misalnya, saat ini sudah perlahan mulai mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dalam operasional tambang mereka. Seperti diterapkan PT Kideco Jaya Agung di Kabupaten Paser.

Selain itu, mereka juga berharap bisa berkontribusi untuk pembangunan IKN dengan mendorong pengusaha dari negara-negara itu berinvestasi ke Kaltim.

"Makanya saya minta teman-teman di DPMPTSP harus lebih sigap. Jangan hanya mengandalkan China, tapi negara-negara yang peduli energi terbarukan harus kita sambut," kata Akmal.

Diskusi juga menyinggung rencana dukungan negara-negara tersebut untuk berinvestasi di Kalimantan Timur sebagai penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pasalnya, kata Akmal, dalam perspektif ekonomi dan IKN posisi Kaltim sangat rasional karena Kaltim memiliki infrastruktur yang sudah cukup memadai.

Sebagian duta besar juga membicarakan tentang pentingnya desentralisasi bagi Indonesia. Sebab desentralisasi akan memberikan ruang bagi daerah untuk menyiapkan ekonomi, lapangan kerja dan membangun infrastruktur.

Baca juga: BI prakirakan ekonomi Kaltim tumbuh 5,50-6,30 persen
Baca juga: Transaksi nontunai di Kaltim mencapai Rp53,22 triliun