Jakarta (ANTARA) - Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta mengundang tiga pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta dalam sebuah siniar (podcast) bertema "Bongkar Visi-Misi Keterbukaan Informasi Publik Cagub Cawagub DKI Jakarta” yang digelar selama dua hari berturut-turut.

Ketua Komisi Informasi DKI Jakarta, Harry Ara Hutabarat menyatakan podcast ini bisa menjadi kanal informasi bagi warga Jakarta untuk mengetahui sejauh mana visi dan misi serta komitmen dari masing-masing pasangan calon terhadap keterbukaan informasi publik (KIP).

Baca juga: 231 badan publik di DKI Jakarta masuki tahap presentasi E-Monev 2024

“Masyarakat Jakarta perlu mengetahui dan mengenal lebih dalam kandidat yang akan memimpin Jakarta. Kami menyediakan ruang bagi publik untuk menilai komitmen, visi, misi, serta transparansi dalam keterbukaan informasi publik,” ungkap Harry di Jakarta, Rabu.

Pada episode pertama, pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, hadir pada Rabu (16/10). Sementara itu, episode kedua akan menampilkan pasangan calon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun), serta pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, yang akan hadir pada Kamis (17/10).

Baca juga: KI DKI optimis paripurna jadi penentu Jakarta ke depan yang lebih baik

Menurut Harry, penting bagi masyarakat untuk secara langsung menilai sejauh mana para calon memahami dan berkomitmen terhadap prinsip-prinsip transparansi dan keterbukaan informasi publik.

Oleh sebab itu dengan adanya podcast tersebut, warga Jakarta dapat menyimak paparan para kandidat. Harry juga mengatakan diskusi di podcast tersebut menjadi ajang kontrol sosial untuk memilih pemimpin yang benar-benar pro terhadap keterbukaan (transparansi).

Baca juga: KI DKI bahas urgensi revisi UU KIP dengan KI Jatim

Dalam podcast itu, setiap pasangan calon diberikan kesempatan untuk memaparkan visi dan misi, dengan fokus masing-masing pasangan calon mendorong transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam pemerintahan di Jakarta.

“Kami berharap dengan adanya podcast ini, masyarakat Jakarta, terutama generasi milenial dan Gen Z, terinformasi mengenai isu keterbukaan informasi di Jakarta,” kata Harry.