Jakarta (ANTARA) - Pemerintah telah menyalurkan total insentif sebesar Rp41,59 triliun kepada para peserta Program Kartu Prakerja sejak 2020 sampai dengan 30 September 2024.

Direktur Operasi Prakerja Hengki Mardongan Sihombing mengatakan lewat skema government to person (G2P), penyaluran insentif tunai diarahkan sebagai pemberian bantuan kepada masyarakat sekaligus meningkatkan ketrampilan tenaga kerja melalui banyak opsi pelatihan.

“Kita sudah punya penerima manfaat sebanyak 18,98 juta orang, dan juga karena kita membangun kolaborasi G2P dengan mitra kita dari bank dan juga e-wallet, kita sudah berhasil mentransfer insentif tunai ke dompet mereka tanpa kontak fisik dengan peserta. Kita sudah mencairkan sekitar Rp41,59 triliun atau setara dengan 2,66 miliar dolar AS,” kata Hengki dalam acara Financial Inclusion Week 2024 secara virtual, di Jakarta, Rabu.

Ia memaparkan bahwa Program Kartu Prakerja sendiri tidak hanya menawarkan bantuan finansial melainkan juga membangun ekosistem yang terintegrasi dengan berbagai mitra, termasuk portal pekerjaan, platform digital, serta lembaga pelatihan.

Hasil dari survei yang dilakukan tim Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menunjukkan bahwa program ini sudah memberikan dampak signifikan bagi para penerima manfaat.

Salah satu temuan kuncinya adalah sekitar 26 persen peserta berhasil memperoleh pekerjaan dalam waktu dua bulan setelah menyelesaikan pelatihan. Selain itu, terdapat peningkatan pendapatan tahunan rata-rata per orang sebesar Rp980 ribu.

Lebih lanjut, Hengki menyampaikan bahwa sekitar 5 persen peserta yang sebelumnya tidak terdaftar sebagai pelaku UMKM, akhirnya berhasil mendaftarkan usahanya setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan di Program Kartu Prakerja.

Kemudian, sekitar 2 persen peserta yang sebelumnya bekerja di sektor informal kini telah beralih status menjadi pekerja formal.

“Itulah alasan Presiden Jokowi menggagas Kartu Prakerja mulai dari tahun 2020. Kartu Prakerja berusaha meningkatkan kompetensi, produktivitas, daya saing, kemampuan wirausaha kepada angkatan kerja Indonesia,” ujarnya pula.

Menurut Hengki, program ini memberikan solusi bagi permasalahan yang sudah lama dihadapi tenaga kerja Indonesia, ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti kursus karena adanya keterbatasan dana, waktu, serta informasi.

Namun melalui Program Kartu Prakerja, peserta dapat memperoleh insentif tunai dari kredit pelatihan, mengikuti pelatihan singkat secara fleksibel, serta mendapatkan akses informasi kursus secara daring.

“Prakerja mencoba menciptakan marketplace, sehingga mereka dapat menyediakan informasi pasar tenaga kerja. Sehingga para pencari kerja atau pekerja dapat menemukan kursus apa pun di ekosistem Prakerja,” kata Hengki.
Baca juga: Langkah-langkah mengikuti pelatihan Kartu Prakerja
Baca juga: Tindak lanjuti rekomendasi BPK, Prakerja akan perkuat tata kelola