Pusat Informasi dan Media Budaya BRICS+ dibuka di Moskow
16 Oktober 2024 19:25 WIB
Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir saat menjadi pembicara di acara Media Summit BRICS 2024 di Moskow, Rusia, Sabtu (14/9) waktu setempat. (Antara/Suryanto)
Moskow (ANTARA) - Pusat Informasi dan Media Budaya BRICS+ mulai beroperasi pada Selasa (15/10) di Moskow, menjelang pertemuan puncak para pemimpin pekan depan.
Pembukaan dihadiri oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Direktur Jenderal TV BRICS Zhanna Tolstikova, Direktur Jenderal Perpustakaan Sastra Asing Pavel Kuzmin, serta perwakilan dari berbagai negara dan media.
Berbicara pada pembukaan pusat tersebut, yang bertujuan untuk mempromosikan dialog dan kerja sama global dalam bidang kemanusiaan dan budaya, media massa, sains dan pendidikan, Zakharova menyebut pendirian pusat itu sebagai "langkah menuju pengembangan kerja sama kemanusiaan antara negara-negara BRICS dan sekitarnya."
Dia menyatakan harapannya agar pusat tersebut dapat berkontribusi pada integrasi budaya dan menyediakan informasi yang dapat diandalkan bagi masyarakat global, dengan mencatat bahwa salah satu tugasnya adalah melawan berita bohong.
Kuzmin mengatakan bahwa acara mendatang di pusat tersebut akan difokuskan pada pencarian dan penyorotan karakter-karakter umum yang menyatukan tradisi dan budaya anggota BRICS.
"Ini akan menjadi respons yang efektif terhadap upaya yang sedang berlangsung untuk memecah belah dan mendorong negara-negara berkonflik di seluruh dunia melalui berita bohong dan disinformasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Koresponden Biro Moskow Anadolu dan Wakil Direktur Berita Asia dan Kaukasus Ali Cura mencatat bahwa seiring dengan perkembangan teknologi, media baru memiliki efek yang memecah belah masyarakat dan menyebabkan permusuhan.
Dan sebagai hasilnya, dia melanjutkan, masalah "disinformasi dan diskriminasi" menyebar seperti virus, terutama di jejaring sosial, yang memengaruhi media tradisional.
Menjelaskan bahwa sebagian besar tanggung jawab atas berita bohong terletak pada media, Cura mengatakan bahwa untuk tujuan ini, Anadolu membuat "hotline diskriminasi" dan "hotline konfirmasi."
"Diskriminasi rasial, ketidaksetaraan jender, ujaran kebencian, Islamofobia, dan xenofobia telah mencapai puncaknya dalam beberapa tahun terakhir karena pengaruh media," kata Cura.
"Proyek ini kami dibuat untuk memerangi semua bentuk diskriminasi di dunia. Kami berusaha menjadi platform yang menjadi suara orang-orang yang memiliki hak untuk hidup bermartabat," lanjutnya.
Cura juga mengatakan "hotline konfirmasi" memeriksa berita yang mencurigakan dan menerbitkannya dengan bukti yang dapat diandalkan.
Dia menekankan bahwa karya media BRICS dapat berkontribusi untuk bergerak maju menuju pembentukan platform dan sistem media yang banyak suara, multikultural, kuat, dan objektif.
Pusat tersebut didirikan oleh Jaringan Media Internasional Rusia TV BRICS dan Perpustakaan Negara Rusia untuk Sastra Asing.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Dirut ANTARA: Media harus terus mendorong dunia lebih harmonis
Baca juga: Peran media BRICS harus diperkuat, kata dirjen TASS Rusia
Baca juga: BRICS Media Summit soroti standar penggunaan AI di media
Pembukaan dihadiri oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Direktur Jenderal TV BRICS Zhanna Tolstikova, Direktur Jenderal Perpustakaan Sastra Asing Pavel Kuzmin, serta perwakilan dari berbagai negara dan media.
Berbicara pada pembukaan pusat tersebut, yang bertujuan untuk mempromosikan dialog dan kerja sama global dalam bidang kemanusiaan dan budaya, media massa, sains dan pendidikan, Zakharova menyebut pendirian pusat itu sebagai "langkah menuju pengembangan kerja sama kemanusiaan antara negara-negara BRICS dan sekitarnya."
Dia menyatakan harapannya agar pusat tersebut dapat berkontribusi pada integrasi budaya dan menyediakan informasi yang dapat diandalkan bagi masyarakat global, dengan mencatat bahwa salah satu tugasnya adalah melawan berita bohong.
Kuzmin mengatakan bahwa acara mendatang di pusat tersebut akan difokuskan pada pencarian dan penyorotan karakter-karakter umum yang menyatukan tradisi dan budaya anggota BRICS.
"Ini akan menjadi respons yang efektif terhadap upaya yang sedang berlangsung untuk memecah belah dan mendorong negara-negara berkonflik di seluruh dunia melalui berita bohong dan disinformasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Koresponden Biro Moskow Anadolu dan Wakil Direktur Berita Asia dan Kaukasus Ali Cura mencatat bahwa seiring dengan perkembangan teknologi, media baru memiliki efek yang memecah belah masyarakat dan menyebabkan permusuhan.
Dan sebagai hasilnya, dia melanjutkan, masalah "disinformasi dan diskriminasi" menyebar seperti virus, terutama di jejaring sosial, yang memengaruhi media tradisional.
Menjelaskan bahwa sebagian besar tanggung jawab atas berita bohong terletak pada media, Cura mengatakan bahwa untuk tujuan ini, Anadolu membuat "hotline diskriminasi" dan "hotline konfirmasi."
"Diskriminasi rasial, ketidaksetaraan jender, ujaran kebencian, Islamofobia, dan xenofobia telah mencapai puncaknya dalam beberapa tahun terakhir karena pengaruh media," kata Cura.
"Proyek ini kami dibuat untuk memerangi semua bentuk diskriminasi di dunia. Kami berusaha menjadi platform yang menjadi suara orang-orang yang memiliki hak untuk hidup bermartabat," lanjutnya.
Cura juga mengatakan "hotline konfirmasi" memeriksa berita yang mencurigakan dan menerbitkannya dengan bukti yang dapat diandalkan.
Dia menekankan bahwa karya media BRICS dapat berkontribusi untuk bergerak maju menuju pembentukan platform dan sistem media yang banyak suara, multikultural, kuat, dan objektif.
Pusat tersebut didirikan oleh Jaringan Media Internasional Rusia TV BRICS dan Perpustakaan Negara Rusia untuk Sastra Asing.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Dirut ANTARA: Media harus terus mendorong dunia lebih harmonis
Baca juga: Peran media BRICS harus diperkuat, kata dirjen TASS Rusia
Baca juga: BRICS Media Summit soroti standar penggunaan AI di media
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: