Turpan, China (ANTARA) - Moriyasu Chikazawa menyimak dengan penuh perhatian sambil sesekali memotret benda-benda pameran di Museum Turpan di Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China.

"Gambaran saya tentang Turpan adalah sebuah kota gurun kecil dengan banyak kebun anggur. Namun, di sini saya melihat sebuah kota dengan banyak bangunan tempat tinggal yang indah dan industri fotovoltaiknya," ujar Direktur pelaksana Departemen Internasional di Kyodo News, Chikazawa dalam kunjungan pertamanya ke Xinjiang.

Chikazawa tergabung dalam kelompok pengunjung internasional yang menyambangi Museum Turpan.

"Sebelum kunjungan ini, informasi yang saya dapatkan tentang Xinjiang sangatlah terbatas, dan saya biasanya membayangkan bahwa sebagian besar area di sini adalah gurun dan pegunungan. Saya tidak pernah menyangka bahwa daerah ini begitu luas, atau bahwa Urumqi adalah kota yang begitu indah dan modern," ujarnya.

Selama beberapa hari terakhir, Chikazawa menjelajahi Urumqi dan merasakan budayanya yang dinamis. Dia sangat terkesan dengan sambutan hangat yang dia terima dari para pelayan restoran dan suguhan sate domba panggang yang lezat di Xinjiang International Grand Bazaar.

Chikazawa menjadi satu dari 500 lebih peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Media Dunia (World Media Summit) keenam, yang mewakili 208 media mainstream, lembaga pemerintah, dan organisasi internasional dari 106 negara dan kawasan. Setelah upacara pembukaan dan konferensi pleno yang diadakan pada Senin (14/10) di Urumqi, para peserta memulai tur di Xinjiang pada Selasa (15/10) untuk merasakan langsung keberagaman, inklusivitas, dan keramahan Xinjiang.

Mary Schiavo, seorang analis penerbangan untuk salah satu outlet media internasional, terkesan dengan betapa luasnya Xinjiang dan industrinya yang berkembang pesat.

"Kesan pertama saya tentang Xinjiang adalah dinamikanya. Ini sangat penting untuk KTT yang diadakan di Xinjiang ini. Dengan datang ke sini dan menyaksikan langsung kehidupan di Xinjiang, mata Anda akan benar-benar terbuka," ujarnya.

Chikazawa, bersama dengan tenaga profesional media global lainnya, mengikuti tur di Turpan, sebuah kota penting yang berada di area inti Sabuk Ekonomi Jalur Sutra.

Selain industri anggurnya yang terkenal, Turpan juga merupakan rumah bagi reruntuhan Jiaohe dan Gaochang, dua kota kuno yang pernah berjaya sebagai titik perhentian penting di Jalur Sutra.

Mary Schiavo, seorang analis penerbangan untuk salah satu outlet media internasional, terkesan dengan betapa luasnya Xinjiang dan industrinya yang berkembang pesat.

"Kesan pertama saya tentang Xinjiang adalah dinamikanya. Ini sangat penting untuk KTT yang diadakan di Xinjiang ini. Dengan datang ke sini dan menyaksikan langsung kehidupan di Xinjiang, mata Anda akan benar-benar terbuka," katanya.

Mark Levine, akademisi asal Amerika Serikat (AS) yang merupakan seorang profesor di Universitas Minzu China, mengenang perjalanannya ke Kashgar tahun lalu. Dia mengamati anak-anak dari berbagai kelompok etnis belajar di sekolah-sekolah lokal dan berbicara dalam berbagai bahasa etnis.

Dia juga mengunjungi keluarga yang pernah kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam, dan mendengar bahwa mereka menerima subsidi untuk membangun rumah baru.

"Saya telah tinggal di China selama 19 tahun, dan pengalaman semacam itu masih membuat saya terkesan," kata Levine.

"Sebagai pakar dalam studi etnis minoritas, saya memiliki beberapa mahasiswa dari Xinjiang, termasuk dari etnis Kazak, Uighur, Mongol, dan Han. Mereka hidup dan berinteraksi bersama secara harmonis, sementara budaya dan bahasa mereka masing-masing terpelihara dengan baik. Semua hal ini bersatu dan menjadikan China sebagai satu negara," ujarnya.

Pemimpin redaksi Delovoy Kazakhstan Newspaper, Serik Korzhumbayev menyoroti peran Zona Perdagangan Bebas Percontohan China (Xinjiang), yang didirikan pada 2023.

Zona ini, yang terdiri dari tiga area ikonik di Urumqi, Kashgar, dan Horgos, bersama kawasan-kawasan berikat terintegrasi di Xinjiang, telah menjadi mesin penggerak penting yang mendorong perdagangan luar negeri Xinjiang.

"Ada semakin banyak perusahaan dari Kazakhstan yang datang untuk berinvestasi di Xinjiang. Beberapa di antaranya berasal dari sektor kendaraan energi baru, mengingat mobil energi baru produksi China saat ini sangat populer di Kazakhstan," kata Korzhumbayev.

Dalam upacara pembukaan KTT tersebut, Kepala Pemerintahan Xinjiang, Erkin Tuniyaz mengatakan bahwa daerah itu telah menjadi tujuan utama untuk investasi dan pusat keterbukaan, dan daerah ini akan terus membuka diri kepada dunia.

"Dari Januari hingga Agustus 2024, volume impor dan ekspor Xinjiang meningkat 30,9 persen menjadi 285,32 miliar yuan (1 yuan = Rp2.184), atau sekitar 40,28 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.555)," kata Tuniyaz.