Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan strategi industrialisasi terfokus menjadi kunci utama untuk menyelamatkan industri manufaktur Indonesia.

Dalam Seminar Nasional Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia di Jakarta, Rabu, Amalia menjelaskan kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) terus menurun sejak 2002. Padahal, saat itu manufaktur menyumbang andil hingga 32 persen terhadap PDB. Sementara data terakhir 2023 menunjukkan kontribusi manufaktur hanya sebesar 18,67 persen.

“Kalau kita mau meningkatkan kontribusi manufaktur, maka sektor ini harus tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara yang ingin kami tempuh adalah industrialisasi yang kuat dan terfokus,” ujar Amalia.

Bappenas memilih industrialisasi menjadi solusi tulang punggung ekonomi lantaran bisa meningkatkan produktivitas, memberikan efek berganda (multiplier effect), serta lapangan kerja yang berkualitas.

Namun, menggenjot industrialisasi saja dinilai tidak cukup. Perlu ada strategi kebijakan selektif agar target lebih jelas dan terukur. “Kita tidak bisa bermain dengan kebijakan yang sasarannya luas. Kita harus contoh negara lain yang selektif, yakni dengan industrialisasi terfokus agar targetnya lebih jelas,” paparnya.

Untuk strategi jangka panjang, Bappenas memilih enam sektor yang menjadi sasaran utama industrialisasi.

Pertama, industri berbasis sumber daya alam (SDA) yang di antaranya mencakup agro (pertanian, perkebunan, dan kehutanan), hilirisasi tambang, serta sumber daya laut.

Kedua, industri dasar yang mencakup kimia dan logam. Ketiga, industri barang konsumsi berkelanjutan, di antaranya makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, serta alas kaki.

Keempat, industri berbasis inovasi dan riset, seperti ekonomi biru. Kelima, industri berteknologi menengah tinggi, di antaranya perkapalan, kedirgantaraan, otomotif dan alat angkut, alat kesehatan, kimia dan farmasi, mesin dan perlengkapan, elektronik, serta digital.

Terakhir, industri kreatif yang mencakup film, animasi, dan seni visual; seni, budaya, dan kerajinan; pengembangan dan aplikasi gim; serta kuliner.

Adapun untuk industrialisasi di masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tepatnya periode jangka menengah 2025-2029, Bappenas mengerucutkan sasarannya terhadap industri SDA unggulan, jasa industri, industri padat karya terampil, industri dasar, serta industri padat teknologi inovasi.

Seperti diketahui, hilirisasi dan industrialisasi menjadi salah satu misi Asta Cita Prabowo-Gibran, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Baca juga: Kemenperin dorong industri manufaktur terapkan SNI
Baca juga: Kemenperin buat temu bisnis sektor otomotif, dorong transfer teknologi
Baca juga: Bappenas usulkan dua skenario capai pertumbuhan ekonomi 8 persen