Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program Gerakan Sehat Atasi Stunting (Getas) di Aula Universitas Presiden Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan menggandeng mitra kerja Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) PT Jababeka Infrastruktur.

Peluncuran program ini diisi dengan seminar kesehatan menyangkut pencegahan kasus tumbuh kembang anak atau stunting dihadiri 120 ibu berstatus karyawati aktif di kawasan industri Jababeka.

"Melalui kegiatan ini, BKKBN bersama Jababeka ingin mengampanyekan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat bagi ibu hamil dan menyusui, khususnya kepada para ibu yang masih aktif bekerja," kata Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Sundoyo di Cikarang, Rabu.

Ia mengatakan stunting dapat dicegah apabila calon pengantin dan ibu hamil lebih waspada terhadap kesehatan diri.

Selain itu, calon ibu diimbau melengkapi imunisasi agar anak mereka kelak terhindar dari stunting.
Foto bersama pejabat terkait usai peluncuran program gerakan sehat atasi stunting di Aula Universitas Presiden Jababeka Cikarang, Kabupaten Bekasi, Rabu. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).


Sundoyo memberikan edukasi kepada para ibu yang masih aktif bekerja agar memperhatikan empat hal utama dalam pencegahan stunting dari semasa bayi belum lahir agar tidak menjadi terlambat.

"Pemeriksaan kesehatan dan asupan makanan bergizi bagi calon pengantin dan ibu selama kehamilan penting dilakukan secara rutin. Ini hal pertama dan juga utama yang musti dilakukan sebelum bayi lahir," katanya.

Hal penting kedua dengan memberikan ASI eksklusif serta imunisasi dasar lengkap bagi bayi setelah melahirkan, kemudian pada usia bayi di atas enam bulan harus dipenuhi asupan makanan bergizi seimbang.

Apabila anak sulit makan terus, katanya, harus diupayakan agar pola makan baik.

"Terakhir, air bersih dan sanitasi lingkungan juga turut memengaruhi. Mohon diperhatikan baik-baik," ucapnya.

Penjabat Bupati Bekasi Dedi Supriyadi mengapresiasi perusahaan itu dan BKKBN atas komitmen membantu pemerintah daerah melalui program percepatan penurunan stunting.

Ia berharap, kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan serta diperkuat agar target penurunan angka kasus tersebut bisa tercapai.

Mengacu data E-PPGM Kemenkes RI, angka prevalensi stunting di Kabupaten Bekasi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun berkat optimalisasi kolaborasi pentahelix dari sejumlah unsur terkait.

Pada 2021, angka prevalensi stunting berada di 21,5 persen. Setahun berselang atau hingga akhir 2022 mampu diturunkan menjadi 17,8 persen dan pada 2023 turun menjadi 13,8 persen, sedangkan angka tahun ini masih dalam proses penghitungan.

"Melalui acara ini saya ingin mengajak semua pihak untuk berkolaborasi menurunkan stunting. Saya yakin dengan sinergi yang kuat, kita bisa menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak agar mereka jadi generasi yang sehat, cerdas dan berdaya saing," ucap dia.

Direktur PT Jababeka Infrastruktur Vega Violeta mengatakan seminar kesehatan cegah stunting ini juga diisi dengan penyerahan 1.000 paket bantuan bagi keluarga risiko stunting di kawasan perusahaan melalui fasilitasi puskesmas di empat kecamatan di wilayah itu.

"Program Getas tidak hanya tentang bantuan, melainkan kami juga ingin memberikan pemahaman untuk bersama mencegah stunting. Kami mendukung sepenuhnya upaya pemerintah mencapai 'new zero stunting', salah satunya melalui seminar edukasi dan kick off program ini," kata dia.

Baca juga: Pencegahan stunting harus dipandang investasi jangka panjang
Baca juga: BKKBN: Perguruan tinggi tentukan keberlanjutan penurunan stunting
Baca juga: BKKBN sebut program PASTI terbukti turunkan stunting di empat provinsi