Malang Raya (ANTARA) - Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) menginisiasi pembentukan rumusan kebijakan keseimbangan antara pengembangan wirausaha berbasis lingkungan, melalui Semiloka Wirausaha Merdeka yang digelar di Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.

"Kami berkumpul pada semiloka ini untuk membicarakan solusi bagaimana menumbuhkan banyak wirausaha tetapi tetap memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan," kata Sekretaris Eksekutif MRPTNI Andi Ilham Mahmud di Kota Malang.

Dia menjelaskan, berkembangnya wirausaha merupakan hal positif bagi suatu negara, sebab dari situ lahir banyak lapangan pekerjaan yang pada akhirnya mengikis pengangguran dan kemiskinan.

Kendati demikian, lanjutnya, wirausaha juga harus memiliki kesadaran untuk terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan.

"Muncul isu bahwa negara dengan banyak wirausaha cenderung melakukan eksploitasi sumber daya alam berlebihan. Ini merupakan isu baru dan sifatnya global, yakni mengenai ESG atau Environmental, Social, and Governance," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, seluruh perguruan tinggi yang berkumpul pada semiloka ini akan berupa memunculkan rumusan pengembangan wirausaha yang memiliki pengukuran terhadap dampak lingkungan.

"Perlu berhati-hati karena jangan sampai wirausaha berkembang pesat tetapi lingkungan rusak," ucapnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo mengatakan, untuk memajukan dunia wirausaha Indonesia di era modern ini sudah sewajarnya jika dibarengi dengan langkah menjaga keasrian kondisi ekosistem alam.

"Kata kuncinya ini adalah wirausaha, ekonomi hijau, dan AI. Ketiganya hal itu saling berkesinambungan," kata Prof Widodo.

Butuh kebijakan baku agar penerapan ketiga poin tersebut bisa berjalan berkelanjutan. Oleh karena itu, pihaknya siap memberikan masukan terhadap penyusunan rumusan pada semiloka ini.

"Keberhasilan akan muncul kalau dibarengi ekosistem dan kebijakan, itu yang akan kami bahas hari ini termasuk kurikulum," ujar dia.

Selain itu, Prof Widodo menambahkan sudah ada sejumlah langkah telah dilaksanakan untuk menyumbang pengembangan wirausaha Tanah Air, seperti berkolaborasi dengan pelaku industri maupun dunia usaha dalam memberikan pendampingan bagi mahasiswa yang siap berwirausaha.

Selanjutnya, pemberian intensif atau program khusus bagi mahasiswa yang ingin membangun startup.

"Ini untuk membangun paradigma orang tua agar anaknya tidak hanya didukung menjadi pekerja. Karena memang masih ada yang menganggap bahwa berwirausaha itu bukan pekerjaan yang sukses," tuturnya.

Baca juga: MRPTNI siap jadi mediator guna tangani perundungan dalam PPDS
Baca juga: MRPTNI jamin mahasiswa akademi baik bisa kuliah tanpa terkendala UKT