Jakarta (ANTARA) - Nama Rachmat Pambudy, seorang akademisi terkemuka dari Institut Pertanian Bogor (IPB), tengah mencuat di tengah wacana pembentukan kabinet Prabowo-Gibran. Rachmat disebut-sebut sebagai calon kuat untuk mengisi salah satu kursi menteri dalam pemerintahan baru ini.

Pada hari Senin (14/10), sebanyak 49 orang dipanggil ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Dalam daftar calon menteri tersebut, terdapat sejumlah menteri era Presiden Jokowi, tokoh profesional, serta tokoh politik. Salah satu nama yang hadir adalah Rachmat Pambudy, seorang akademisi dari IPB.

Rachmat menyatakan bahwa kehadirannya di Kertanegara berkaitan dengan penugasan dalam pemerintahan Presiden terpilih Prabowo, namun ia menolak untuk mengungkapkan posisi yang akan diembannya.

Lalu, siapa sebenarnya Rachmat Pambudy? Apa latar belakangnya hingga diundang dalam pertemuan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara? Berikut profilnya.

Profil Rachmat Pambudy

Rachmat Pambudy adalah seorang akademisi yang lahir di Yogyakarta pada 23 Desember 1956. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Kemudian, ia melanjutkan studinya hingga meraih gelar magister di bidang Komunikasi Pembangunan dari universitas yang sama. Pada tahun 1999, Rachmat memperoleh gelar doktor di bidang Penyuluhan Pembangunan dari IPB.

Rachmat Pambudy dikenal sebagai akademisi di bidang agribisnis dan telah lama mengabdi sebagai Dosen Terakreditasi di Institut Pertanian Bogor (IPB). Selain itu, ia juga menjabat sebagai Guru Besar di bidang Kewirausahaan di kampus yang sama.

Selain berperan sebagai praktisi agribisnis dan staf pengajar di IPB, Rachmat Pambudy juga pernah aktif sebagai peneliti di Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB dan di Jonggol Animal Science Teaching and Research Unit (JASTRU).

Keseriusannya di bidang pertanian terlihat dari pendiriannya terhadap Unit for Socio and Economic Study and Evaluation (USESE) Foundation pada tahun 1988.

Pada tahun 2004, Rachmat menjabat sebagai pejabat struktural di Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Bungaran Saragih. Selain itu, ia juga aktif di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bersama Prabowo.

Tak hanya itu, pada 2009, Partai Gerindra sempat mengajukan namanya untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, namun akhirnya Gerindra memutuskan untuk tidak bergabung dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Rachmat terus berkiprah di sektor pertanian, dan pada 2015, ia diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina HKTI. Setahun kemudian, ia mendirikan dan menjadi Dewan Pakar di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Komite Pemantau dan Pengawasan Pertanian Indonesia (KP3I).

Selain itu, Rachmat juga terjun ke dunia korporasi dengan menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) Tbk sejak 2018. NSS merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terkemuka di Indonesia yang mengelola perusahaan perkebunan sawit di Kalimantan Tengah.

Meski demikian, kepastian penunjukan Rachmat sebagai menteri masih menunggu keputusan final dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. Kabinet Prabowo-Gibran diprediksi akan diisi oleh kombinasi figur-figur profesional, teknokrat, dan politisi yang memiliki kompetensi tinggi di bidangnya masing-masing.