Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate akan tetap ditahan di level 6 persen dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Oktober 2024 pada hari ini.

"Kami perkirakan BI-Rate tetap di level 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur bulan Oktober 2024 dengan mempertimbangkan tren penguatan dolar AS terhadap mata uang utama," kata Josua saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Josua menuturkan penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang Asia sepanjang Oktober ini dipicu oleh eskalasi geopolitik Timur Tengah serta rilis data ekonomi AS terutama data tenaga kerja AS yang mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja AS yang mengetat.

Sehingga, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pun menjadi berubah.

Meskipun demikian, ruang penurunan BI-Rate tetap terbuka mempertimbangkan kondisi inflasi yang tetap terkendali terutama inflasi inti yang tetap terjangkar dalam target sasaran inflasi BI.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengatakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 menurun dan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK September 2024 tercatat deflasi sebesar 0,12 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menurun menjadi 1,84 persen year on year (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,12 persen (yoy).

"Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso.

Baca juga: LPEM UI proyeksikan BI-Rate tetap di posisi 6 persen bulan ini
Baca juga: Ekonom nilai BI punya ruang untuk kembali turunkan suku bunga
Baca juga: Kemenperin yakin penurunan BI-Rate bantu pacu iklim industri