Washington (ANTARA) - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengutuk serangan Israel ke tenda-tenda pengungsi di halaman Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Jalur Gaza pada Minggu, sebagai tragedi yang "mengguncang dunia".

Di media sosial X pada Senin, UNICEF menyebutkan soal "laporan mengerikan tentang anak-anak yang terbunuh, terbakar, dan keluarga yang terusir keluar dari tenda-tenda yang dibombardir di Gaza."

"Hal ini mengguncang dunia hingga ke dasarnya," kata organisasi itu, menambahkan.

Sedikitnya empat korban jiwa dan 40 korban luka-luka dilaporkan setelah Israel melancarkan serangan udara ke RS di Gaza tengah itu, sehingga belasan tenda pengungsi Palestina terbakar.

Tim medis berhasil mengevakuasi sejumlah korban luka, termasuk wanita dan anak-anak, yang pakaiannya terbakar akibat serangan yang memicu ledakan hebat tersebut.

"Serangan terhadap kamp pengungsi di Deir al-Balah dan RS Al Aqsa, yang dilaporkan membunuh 15 anak itu, lagi-lagi membuktikan bahwa tak ada tempat yang aman di Gaza," kata UNICEF.

"Kekerasan yang memalukan seperti itu terhadap anak-anak harus diakhiri sekarang juga," kata badan PBB itu, menegaskan.

Hampir 42.400 warga Gaza—sebagian besar wanita dan anak-anak—telah kehilangan nyawa mereka dan hampir 100.000 lainnya terluka akibat agresi militer Israel sejak 7 Oktober 2023, yang kini berpotensi memicu konflik di kawasan yang lebih luas.

Agresi tersebut juga telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza menderita kelangkaan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang parah akibat blokade Israel terhadap wilayah kantong Palestina itu.

Rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah, yang dilindungi oleh hukum peperangan, tak luput dari serangan, yang membuktikan adanya kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel.

Meski mendapat tekanan dari masyarakat internasional lewat resolusi Dewan Keamanan PBB dan putusan Mahkamah Internasional tentang kejahatan genosida, Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.

Sumber: Anadolu

Baca juga: UNICEF: Dari hari ke hari kondisi anak-anak di Gaza semakin memburuk
Baca juga: Sekitar 90 persen anak-anak Gaza tidak mampu mengakses makanan bergizi