Kupang, NTT (ANTARA News) - Warga eks pejuang pro-integrasi (PPI) Timor Timur prihatin dan malu dengan perseteruan para jenderal purnawirawan, hanya karena perbedaan politik terkait kampanye Pemilu Presiden 2014.


Berbagai isu, wacana, dan "fakta" dipaparkan para purnawirawan petinggi TNI (dahulu ABRI).




Terkini pengungkapan dari bekas Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto, kemarin petang (19/6), soal dokumen DKP tentang pemberhentian dari dinas aktif ABRI Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Prabowo Subianto.




"Kami prihatin dan malu karena kami memiliki hubungan emosional dengan para jenderal itu, ketika Timor Timur masih menjadi bagian dari NKRI," kata Pinto, salah seorang pejuang pro-integrasi Timor Timur, dari Kupang, Jumat.

Warga eks PPI Timor Timur itu umumnya tinggal dan menetap di wilayah Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan negara Timor Timur.

Mereka terus mencermati dan mengikuti perkembangan terkait Pemilu Presiden 2014, terutama perseteruan para jenderal purnawirawan ketika Prabowo Subianto menjadi salah satu kandidat presiden.



"Ketika Ibu Megawati Soekarnoputri meminang Prabowo untuk mendampinginya sebagai wakil presiden pada Pemilu Presiden lima tahun lalu, kenapa persoalan HAM tidak diperdebatkan para jenderal purnawirawan pada saat itu," katanya.