Sampang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam upaya meningkatkan kualitas garam rakyat di wilayah itu.

"Selain bekerja sama dengan BRIN, kami juga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan garam," kata Penjabat Bupati Sampang Rudi Arifiyanto di Sampang, Jawa Timur, Selasa.

Rudi menjelaskan kerja sama dengan BRIN itu dilakukan karena institusi itu memiliki temuan dari hasil penelitian yang selama ini dilakukan tentang cara meningkatkan kualitas garam.

Salah satunya dengan membuat alat pemurnian garam yang merupakan cikal-bakal terbentuknya garam.

Baca juga: Tim TMC BRIN mulai semai garam di Riau

Baca juga: BRIN: Rumah prisma tingkatkan kadar litium di limbah tambak garam


"Selama ini proses produksi garam di Madura, termasuk di Kabupaten Sampang secara alami, sehingga kualitas garam kurang baik," katanya.

Akibatnya, harga jual garam para petambak garam di wilayah itu, murah karena hanya cocok untuk garam konsumsi.

Sedangkan, harga garam yang mahal dengan kualitas bagus adalah garam industri.

"BRIN bisa meningkatkan kualitas garam dari konsumsi menjadi garam industri tersebut, sehingga alasan itu yang menjadi dasar Pemkab Sampang bekerja sama dengan institusi ini," katanya.

Rudi menuturkan kerja sama dengan BRIN itu juga dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan petani garam di Kabupaten Sampang.

"Sebab, harga jual garam konsumsi berbeda jauh dengan harga jual garam industri," katanya.

Ia menjelaskan, untuk garam konsumsi saat ini hanya Rp500 per kilogram, sedangkan garam industri mencapai Rp3.500 per kilogram.

Saat ini, pihaknya telah memfasilitasi pembuatan alat pemurnian garam tersebut di Kecamatan Pangarengan, Sampang.

Keuntungan lain dari kerja sama antara dengan BRIN, karena institusi ini juga memiliki mitra pelaku usaha, sehingga hasil produksi garam masyarakat Sampang nantinya bisa dipasok secara langsung pada mitra BRIN itu.

Sementara itu, Rekayasa Ahli Utama BRIN, Mohammad Ismail menjelaskan bahwa proses pemurnian garam itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas garam rakyat yang selama ini stagnan.

"Kita menggunakan alat yang sederhana, namun dengan modal minim, kita optimistis bisa menghasilkan garam industri dengan kualitas minimal 97 persen dan kadar air (MC) 0,05," katanya, menjelaskan.*

Baca juga: Produksi garam di Sampang capai 300 ribu ton

Baca juga: Polres edukasi pengusaha terkait pola angkutan garam yang sesuai SOP