PBB (ANTARA) - Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon akan tetap berada di semua pos mereka meski otoritas Israel mengeluarkan seruan untuk mengosongkan pos-pos yang berada di sekitar Garis Biru antara Lebanon dan Israel.

"Keputusan telah dibuat bahwa Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UN Interim Force in Lebanon/UNIFIL) saat ini akan tetap berada di semua pos mereka meski Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengeluarkan seruan untuk mengosongkan pos-pos yang berada di sekitar Garis Biru," kata under-secretary-general PBB untuk operasi perdamaian Jean-Pierre Lacroix usai menyampaikan penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB terkait situasi di Lebanon, Senin (14/10).

"Saya ingin menekankan bahwa keputusan ini masih berlaku," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa keputusan tersebut telah dikonfirmasi sebelumnya pada Senin yang sama oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dan telah dipertimbangkan secara saksama berdasarkan "sejumlah elemen dan kriteria."

"Tentu saja, keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian merupakan prioritas utama," kata Lacroix.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB pada Senin itu menyatakan kekhawatiran besarnya terkait konflik yang sedang terjadi di Garis Biru

"Dengan latar belakang konflik yang sedang terjadi di sepanjang Garis Biru, para anggota Dewan Keamanan menyatakan kekhawatiran besar mereka setelah beberapa pos UNIFIL diserang dalam beberapa hari terakhir," kata Presiden Dewan Keamanan PBB untuk Oktober sekaligus perwakilan tetap Swiss di PBB Pascale Baeriswyl.

Baeriswyl dalam sebuah pernyataan usai pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB menyebutkan bahwa beberapa personel pasukan penjaga perdamaian terluka.

"Para anggota Dewan Keamanan mendesak semua pihak agar menghormati keselamatan dan keamanan personel UNIFIL serta tempat-tempat PBB, menegaskan kembali dukungan mereka terhadap UNIFIL, dan menggarisbawahi peran misi tersebut dalam mendukung stabilitas regional," ujar Baeriswyl.

Baeriswyl mengatakan bahwa para anggota dewan menyatakan kekhawatiran mendalam atas jatuhnya korban sipil dan penderitaan mereka, hancurnya infrastruktur sipil, serta meningkatnya jumlah pengungsi internal.

Dia menjelaskan bahwa Dewan Keamanan PBB meminta semua pihak agar mematuhi hukum humaniter internasional, menyerukan implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan 1701, dan menekankan perlunya upaya diplomatik yang secara langgeng akan mengakhiri konflik serta memungkinkan warga sipil di kedua sisi Garis Biru untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka.