Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam RM Suryo Anggoro mengingatkan pengobatan penyakit artritis reumatoid harus dilakukan hingga gejalanya menurun dan terkendali dalam jangka waktu tertentu atau paling singkat selama enam bulan berturut-turut.

"Kita tidak bisa langsung menghentikan pengobatan begitu penyakitnya terkendali. Begitu sudah remisi, maka kita tidak bisa langsung setop, karena kemungkinan besar akan kambuh kembali. Sehingga umumnya kita akan mempertahankan dulu kondisi remisi tersebut selama suatu waktu," katanya dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan artritis reumatoid merupakan penyakit nyeri dan radang sendi yang disebabkan oleh proses autoimun atau kondisi dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Nyeri sendi yang dirasakan penderita penyakit ini umumnya lebih terasa saat istirahat maupun sesudah bangun tidur.

Seiring berjalannya waktu, kata dia, gejala artritis reumatoid akan berkembang yakni berupa pembengkakan di area sendi dimana warnanya menjadi kemerahan serta hangat ketika dipegang.

Baca juga: Dokter: Waspada radang sendi anak di atas 6 minggu, bisa jadi autoimun

"Pada artritis reumatoid umumnya keluhan ini berjalan berangsur-angsur gitu ya, bukan suatu penyakit yang keluhannya mendadak, dia berangsur-angsur dan kemudian juga menyerang banyak sendi," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini.

Adapun pengobatan penyakit ini bersifat jangka panjang dengan mengonsumsi sekelompok obat penekan sistem imun yang disebut Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs).

"Artritis reumatoid ini penyakit autoimun ya, dimana sistem imun atau kekebalan tubuh pasien menganggap sendinya pasien ini sebagai benda asing, sehingga menimbulkan reaksi radang karena diserang oleh sel imun. Oleh karena itulah sel imun itu ditekan dengan obat-obatan tadi," papar Suryo.

Baca juga: Dokter: Berjemur di bawah sinar matahari bisa kurangi risiko arthritis

Ia menambahkan durasi pengobatan artritis reumatoid berbeda-beda setiap pada individu hingga gejala penyakitnya berada di tahap remisi atau berkurang dan benar-benar terkendali.

Setelah gejala dinyatakan telah terkendali, pasien tetap akan menerima pengobatan dengan dosis yang berangsur-angsur dikurangi selama jangka waktu tertentu sesuai dengan kondisi pasien hingga gejalanya dinyatakan tidak akan kambuh kembali.

"Ada pasien yang kemudian dengan diturunkan obatnya, kemudian penyakitnya tidak tambuh. Ada juga yang kemudian memang memerlukan obat terus untuk mengendalikan penyakitnya," papar Suryo.
Baca juga: Dokter: Hari Arthritis Sedunia ingatkan kewaspadaaan pada radang sendi