Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Abdul Fikri Faqih meminta para orang tua berperan langsung menumbuhkan semangat membaca kepada anak-anaknya sejak usia dini, seperti dengan membaca buku di dekat anak dan menyediakan buku-buku di rumah.

"Tipsnya berikan contoh positif dengan membaca buku di depan anak, berikan kebebasan ekspresi dan sediakan buku serta bahan bacaan yang Menarik,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, upaya tersebut dapat mengembangkan budaya membaca sekaligus meningkatkan literasi di Indonesia.

Ia mengemukakan kebiasaan membaca sejak usia dini dapat membantu anak-anak mengembangkan imajinasi, kreativitas, dan pemahaman tentang dunia.
Ia mengatakan pada dasarnya peningkatan literasi memang harus terus digalakkan di tanah air.

Baca juga: Baca bersama bantu kuatkan hubungan, tingkatkan perkembangan otak anak

Langkah itu, kata dia, tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah dan rumah, tetapi juga di lembaga-lembaga, seperti taman bacaan masyarakat (TBM).

Ia mengemukakan kemampuan literasi seseorang yang mencakup menulis, membaca, mendengarkan, dan merespons dengan baik, menjadi ukuran keterampilan berbahasa.
Rekomendasi terbaru dari American Academy of Pediatrics (AAP) menekankan bahwa kegiatan membaca bersama tidak hanya membantu memperkuat hubungan keluarga, tetapi juga meningkatkan perkembangan otak anak.

AAP merekomendasikan orang tua dan pengasuh untuk membaca bersama anak sejak anak lahir dan terus melakukan hal itu setidaknya hingga anak masuk taman kanak-kanak.

Kegiatan membaca bersama mendukung perkembangan bahasa, kognitif, dan sosial-emosional pada masa kanak-kanak awal. Praktik ini juga membantu perkembangan otak awal dan bisa menciptakan pengalaman positif yang meningkatkan kesehatan hubungan keluarga pada masa awal.

"Membaca bersama anak-anak usia dini dapat menjalin bahasa yang menyenangkan dan momen interaktif yang kaya ke dalam jalinan kehidupan sehari-hari," kata erri Klass, penulis utama pernyataan kebijakan terbaru AAP.

Dia menyampaikan anak-anak yang pertama kali berinteraksi dengan buku di pelukan orang tua mereka saat muda, ketika tiba di sekolah akan mengaitkan buku dan membaca dengan waktu yang menyenangkan, rasa aman, interaksi, cerita, sajak, hiburan, dan suara orang dewasa tercinta.

Baca juga: Perpustakaan Kaltim gandeng BI edukasi literasi keuangan bagi pelajar
Baca juga: Berwisata pustaka sarana membangun manusia bermakna
Baca juga: Kemdikbudristek ajak masyarakat tingkatkan budaya membaca