Gajah Riau mati diduga ditembak pemburu
19 Juni 2014 15:31 WIB
Ilustrasi - Seorang warga menyaksikan seekor gajah sumatera (Elephas Maximus Sumatrensis) mati. Diduga gajah itu dibunuh oleh pemburu liar diambil gadingnya. (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Pekanbaru (ANTARA News) - Seekor gajah Sumatera liar ditemukan mati di Provinsi Riau, yang diduga kuat akibat perburuan gading, kata Direktur Riau Madani, Tomy Manungkalit.
"Gajah ini ditemukan mati dalam kondisi mengenaskan, karena kepala nyaris terbelah dan ada lubang yang diduga karena luka tembak," ungkap Tomy Manungkalit, di Pekanbaru, Kamis.
Ia menjabarkan, gajah Sumatera (elephas maximus sumateranus) itu ditemukan mati di daerah Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan sepekan lalu. Gajah tersebut berasal dari kelompok gajah di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Menurut dia, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama Polres Pelalawan baru melakukan otopsi pada Selasa lalu (17/6).
Kasus ini menambah panjang daftar kasus kematian gajah di Riau karena perburuan dan konflik dengan manusia menjadi 45 ekor dalam kurun tiga tahun terakhir sejak 2012. Selama tahun 2014 ini, berarti sudah ada 15 kasus kematian gajah yang tidak wajar. Meski begitu, tidak ada satu pun dari puluhan kasus kematian gajah tersebut bisa diungkap oleh BBKSDA Riau untuk mendapatkan pelakunya.
Menurut Tomy Manungkalit, hasil otopsi menunjukan satwa yang terakhir ditemukan mati di Pelalawan merupakan gajah jantan dewasa. Ketika ditemukan kondisi kepalanya sudah terbelah di bagian muka, dan sepasang gading sudah raib.
"Kuat dugaan pelaku menggunakan gergaji mesin untuk memotong belalai dan membelah muka gajah untuk diambil gadingnya. Namun, kita belum bisa memastikan apakah gadingnya hilang diambil pemburu atau sudah diamankan oleh BBKSDA Riau," katanya.
Saat otopsi itulah petugas gabungan memeriksa kondisi tempurung kepala dan ditemukan lubang cukup besar dan tak wajar. Lubang itu diduga kuat bekas tembakan oleh pelaku yang menewaskan gajah jantan.
"Sayangnya pelaku berhasil membersihkan barang bukti, dan tidak ada proyektil ditemukan di kepala gajah," ujarnya.
Hanya saja, BBKSDA Riau terkesan memilih bungkam ketika dikonfirmasi Antara perihal kasus kematian gajah itu. Kabid Humas BBKSDA Riau, M. Zanir, menolak berkomentar dan meminta wartawan untuk mengonfirmasi ke Kepala Balai TNTN, Tandya Tjahjana.
Tandya ketika dihubungi wartawan mengakui adanya kasus pembunuhan gajah jantan tersebut. Namun, ia mengatakan kewenangan penyelidikan berada di BBKSDA Riau karena lokasi penemuan bukan berada di dalam kawasan taman nasional.
"Saya tidak bisa bicara banyak karena lokasi gajah mati bukan di dalam kawasan TNTN, jadi itu wewenang BBKSDA Riau. Meski begitu, kami tetap membantu proses penyelidikan," ujar Tandya.
"Gajah ini ditemukan mati dalam kondisi mengenaskan, karena kepala nyaris terbelah dan ada lubang yang diduga karena luka tembak," ungkap Tomy Manungkalit, di Pekanbaru, Kamis.
Ia menjabarkan, gajah Sumatera (elephas maximus sumateranus) itu ditemukan mati di daerah Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan sepekan lalu. Gajah tersebut berasal dari kelompok gajah di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Menurut dia, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama Polres Pelalawan baru melakukan otopsi pada Selasa lalu (17/6).
Kasus ini menambah panjang daftar kasus kematian gajah di Riau karena perburuan dan konflik dengan manusia menjadi 45 ekor dalam kurun tiga tahun terakhir sejak 2012. Selama tahun 2014 ini, berarti sudah ada 15 kasus kematian gajah yang tidak wajar. Meski begitu, tidak ada satu pun dari puluhan kasus kematian gajah tersebut bisa diungkap oleh BBKSDA Riau untuk mendapatkan pelakunya.
Menurut Tomy Manungkalit, hasil otopsi menunjukan satwa yang terakhir ditemukan mati di Pelalawan merupakan gajah jantan dewasa. Ketika ditemukan kondisi kepalanya sudah terbelah di bagian muka, dan sepasang gading sudah raib.
"Kuat dugaan pelaku menggunakan gergaji mesin untuk memotong belalai dan membelah muka gajah untuk diambil gadingnya. Namun, kita belum bisa memastikan apakah gadingnya hilang diambil pemburu atau sudah diamankan oleh BBKSDA Riau," katanya.
Saat otopsi itulah petugas gabungan memeriksa kondisi tempurung kepala dan ditemukan lubang cukup besar dan tak wajar. Lubang itu diduga kuat bekas tembakan oleh pelaku yang menewaskan gajah jantan.
"Sayangnya pelaku berhasil membersihkan barang bukti, dan tidak ada proyektil ditemukan di kepala gajah," ujarnya.
Hanya saja, BBKSDA Riau terkesan memilih bungkam ketika dikonfirmasi Antara perihal kasus kematian gajah itu. Kabid Humas BBKSDA Riau, M. Zanir, menolak berkomentar dan meminta wartawan untuk mengonfirmasi ke Kepala Balai TNTN, Tandya Tjahjana.
Tandya ketika dihubungi wartawan mengakui adanya kasus pembunuhan gajah jantan tersebut. Namun, ia mengatakan kewenangan penyelidikan berada di BBKSDA Riau karena lokasi penemuan bukan berada di dalam kawasan taman nasional.
"Saya tidak bisa bicara banyak karena lokasi gajah mati bukan di dalam kawasan TNTN, jadi itu wewenang BBKSDA Riau. Meski begitu, kami tetap membantu proses penyelidikan," ujar Tandya.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: