Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, upaya membangun ekosistem radiofarmaka nasional guna menyuplai PET Scan dan CT Scan dapat mengurangi jumlah warga yang ke luar negeri untuk berobat.

Ketika ditemui di Jakarta Selasa, Budi mengatakan bahwa alasan warga pergi ke luar negeri untuk pengobatan kanker adalah karena di Indonesia sulit untuk mendeteksinya, karena kurangnya rumah sakit yang menyediakan layanan tersebut.

Dia menyoroti layanan PET scan di Malaysia, di mana terdapat 20 RS yang menyediakan layanan itu, sementara di Singapura ada 17 RS yang menyediakannya.

Adapun di Indonesia, katanya, hanya ada tiga RS dengan layanan itu, dan semuanya hanya ada di Jakarta. Dengan jumlah penduduk yang 280 juta dan hanya tiga penyedia layanan, kata Budi, antrean pun bisa berminggu-minggu.

Karena itu, katanya, produksi alat-alat kesehatan tersebut menjadi penting, karena kanker merupakan penyakit yang penanganannya diprioritaskan oleh negara, sebab membunuh begitu banyak orang.

Dia juga menyebutkan rencananya untuk menyediakan sejumlah PET Scan, dan dia berharap di 2025 akhir, Indonesia punya total 21 PET Scan.

"Sekarang kita mau beli sekitar 18 lagi, dan itu akan ada di 16 kota di seluruh pulau besar di Indonesia," katanya.

Budi mengapresiasi upaya Kalbe Farma dalam produksi mesin-mesin tersebut, yang dinilai dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan alat kesehatan nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Kalbe Farma Irawati Setiady mengatakan bahwa bersama GE HealthCare, mereka menyediakan mesin PET scan dan CT scan secara lokal guna meningkatkan kemandirian alat kesehatan nasional, selaras dengan inisiatif transformasi kesehatan oleh pemerintah.

"Kalbe mendukung penuh upaya transformasi ini dengan membangun fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka," kata Ira.

Dia berharap langkah tersebut dapat memperluas akses untuk terapi kanker yang komprehensif bagi masyarakat.