Makam Uje makin ramai dikunjungi jelang Ramadhan
19 Juni 2014 14:19 WIB
Sejumlah warga membantu mengangkat jenazah Ustad Jefry Al-Buchory (Uje) menuju pemakaman di TPU Karet bivak, Jakarta, 26 April 2012. Ustad Jefry wafat akibat kecelakaan tunggal sepeda motor.(ANTARA/Fajar Ambya)
Jakarta (ANTARA News) - Kendati sudah wafat satu tahun yang lalu namun menjelang bulan Ramadhan makam ustad Jeffry Al Buchori (Uje) semakin ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah dan menjadi berkah bagi pedagang di sekitar makam.
"Makam ustad kharismatik itu semakin ramai dikunjungi orang dari banyak daerah, apalagi menjelang bulan puasa," kata Helmi Ibrahim Kepala Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Pasar Baru Barat, Jakarta Pusat, Rabu.
Helmi mengatakan peziarah makam Uje tidak hanya datang dari Jakarta tapi dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kemarin sore ada tiga bus rombongan peziarah dari Bali, tadi pagi ada satu bus dari Brebes," tambah Helmi.
Kepala TPU tersebut mengatakan pada hari kerja jauh sebelum bulan Ramadhan makam Uje dikunjungi 50 hingga 200 peziarah sedangkan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri jumlahnya akan semakin banyak.
"Berdasarkan pengalaman menjelang Ramadhan tahun lalu, di hari biasa mencapai 300 orang, hari Sabtu dan Minggu saya kira 1.000 sampai 2.000 orang akan berziarah, mungkin akan lebih dari itu," kata Helmi.
Lilih Mufliyah, salah satu pengunjung dari Ciampea, Bogor, yang berziarah bersama suaminya memilih berziarah lebih awal untuk menghindari keramaian di bulan puasa.
"Tahun lalu ramai sekali, makanya tahun ini saya duluan berziarah, biar lebih menikmati suasana," kata Lilih di TPU Karet Pasar Baru, Jakarta.
Lilih yang sudah dua kali berziarah ke makam Uje juga mengaku sering mengunjungi makam ulama lainnya seperti Habib Munzir dan Ustad Zainuddin MZ untuk mendoakan para pemuka agama tersebut sekaligus berwisata religi.
"Sebelum puasa memang terbiasa ziarah makam orang tua dan pemuka agama," katanya.
Masdi, peziarah dari Brebes, mengatakan mengunjungi makam para pemuka agama sudah menjadi tradisi dan bentuk wisata religi menjelang bulan Ramadhan.
Di sisi lain, kondisi itu dimanfaatkan pedagang di sekitar makam Uje untuk meraih keuntungan dengan menggelar dagangan berupa foto, VCD ceramah, dan beragam aksesoris bertema ustad Jeffry Al Buchori.
"Makam ustad kharismatik itu semakin ramai dikunjungi orang dari banyak daerah, apalagi menjelang bulan puasa," kata Helmi Ibrahim Kepala Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Pasar Baru Barat, Jakarta Pusat, Rabu.
Helmi mengatakan peziarah makam Uje tidak hanya datang dari Jakarta tapi dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kemarin sore ada tiga bus rombongan peziarah dari Bali, tadi pagi ada satu bus dari Brebes," tambah Helmi.
Kepala TPU tersebut mengatakan pada hari kerja jauh sebelum bulan Ramadhan makam Uje dikunjungi 50 hingga 200 peziarah sedangkan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri jumlahnya akan semakin banyak.
"Berdasarkan pengalaman menjelang Ramadhan tahun lalu, di hari biasa mencapai 300 orang, hari Sabtu dan Minggu saya kira 1.000 sampai 2.000 orang akan berziarah, mungkin akan lebih dari itu," kata Helmi.
Lilih Mufliyah, salah satu pengunjung dari Ciampea, Bogor, yang berziarah bersama suaminya memilih berziarah lebih awal untuk menghindari keramaian di bulan puasa.
"Tahun lalu ramai sekali, makanya tahun ini saya duluan berziarah, biar lebih menikmati suasana," kata Lilih di TPU Karet Pasar Baru, Jakarta.
Lilih yang sudah dua kali berziarah ke makam Uje juga mengaku sering mengunjungi makam ulama lainnya seperti Habib Munzir dan Ustad Zainuddin MZ untuk mendoakan para pemuka agama tersebut sekaligus berwisata religi.
"Sebelum puasa memang terbiasa ziarah makam orang tua dan pemuka agama," katanya.
Masdi, peziarah dari Brebes, mengatakan mengunjungi makam para pemuka agama sudah menjadi tradisi dan bentuk wisata religi menjelang bulan Ramadhan.
Di sisi lain, kondisi itu dimanfaatkan pedagang di sekitar makam Uje untuk meraih keuntungan dengan menggelar dagangan berupa foto, VCD ceramah, dan beragam aksesoris bertema ustad Jeffry Al Buchori.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: