Nairobi (ANTARA News) - Kenya pada Rabu (18/6) tetap meyatakan negara itu tidak akan menarik tentaranya dari negara tetangganya, Somalia, meskipun serangan meningkat oleh gerilyawan dari negara Tanduk Afrika tersebut.

Wakil Presiden William Ruto mengatakan meningkatnya serangan teror tak akan membuat Kenya lari, tapi malah akan membuatnya terus memainkan perannya sebagai tetangga yang bertanggung jawab untuk membantu menstabilkan wilayah itu.

"Kenya takkan meninggalkan tugas sebagai tetangga yang bertanggung jawab, kami akan tetap terlibat berdasarkan pengaturan Amison sampai kestabilan terwujud di Somalia," kata Ruto selama taklimat bersama Perdana Menteri Somalia Abdiweli Sheikh Ahmed, yang sedang berkunjug, di Nairobi.

Pernyataan wakil presiden tersebut dikeluarkan setelah sebagian warga Kenya, termasuk oposisi mendesak pemerintah menarik tentara dari Somalia guna mencegah serangan pada masa depan di negeri itu.

Gerilyawan telah meningkatkan serangan bom dan granat mereka di wilayah Kenya untuk memprotes pengiriman tentara Kenya ke Somalia Selatan pada 2011.

Namun Ruto mengatakan pengiriman militer Kenya ke Somalia telah membuat lemah kemampuan kelompok Ash-Shabaab untuk melancarkan serangan besar di wilayah itu, demikian laporan Xinhua.

Ia menyatakan Kenya sebagai ekonomi terbesar di wilayah tersebut memiliki kepentingan dalam apa yang terjadi sebab negara itu mengalami pukulan paling keras jika terjadi ketidakstabilan.

"Kami akan tetap terlibat sebab kapan saja kami menghadapi ketidakstabilan di wilayah ini, Kenya memikul bagian paling berat dari ketidakstabilan tersebut," katanya.

(Uu.C003)