Jakarta (ANTARA News) - Segudang prestasi disandang Spanyol, mulai sebagai juara dunia 2010, juara Eropa 2012 hingga di ajang kompetisi tingkat Eropa dimana dua klub dari negeri matador itu, Real Madrid dan Atletico Madrid bisa mencapai final Liga Champions tahun ini.
Tapi Piala Dunia 2014 di Bazil justru menjadi antiklimaks bagi Iker Casillas dan kawan-kawan. Mereka seperti tidak berdaya dan langsung tersisih dengan dengan cepat setelah kalah telak 1-5 dari Belanda dan 0-2 dari Chile.
Selayaknya pertandingan-pertandingan di putaran final Piala Dunia adalah puncak dari mutu kompetisi sepak bola, di atas kompetisi lainnya di bumi ini.
Piala Dunia adalah juga kesempatan bagi pemain-pemain top dunia untuk memberi sumbangan paling berharga bagi tim nasionalnya masing-masing.
Tapi kenyataannya, tidak semua pemain terbaik dunia bisa berlaga di Brazil 2014. Satu per satu dari mereka rontok karena cedera dan belum pulih juga menjelang kick off Piala Dunia 12 Juni ini.
Franck Ribery (Prancis), Marco Reus (Jerman), Theo Walcott (Inggris), Cristian Benteke (Belgia) dan Radamel Falcao (Kolombia) adalah nama-nama beken yang akhirnya tidak bisa masuk dalam tim inti negaranya masing-masing karena cedera.
Ada juga nama-nama pemain top lainnya yang diberangkatkan ke Brazil meski kebugarannya masih belum 100 persen, termasuk juga sang bintang asal Portugal Cristiano Ronaldo dan bomber Uruguay Luis Suarez.
Ronaldo tetap dimainkan, tapi ia pun tidak bisa berbuat banyak saat melihat timnya kebobolan 0-4 dari Jerman.
Kompetisi antarklub yang sangat padat, khususnya di Eropa tempat merumputnya pemain-pemain top dunia, bisa turut mempengaruhi kebugaran para pemain yang diharapkan bisa pada puncak performa saat Piala Dunia Juni ini.
Klub-klub tentunya ingin para pemainnya tampil optimal, apalagi pada akhir-akhir kompetisi bulan Mei lalu dimana gelar juara baru bisa dipastikan hingga pertandingan terakhir, seperti di Liga Inggris dan Liga Spanyol.
Apalagi klub-klub yang lolos di kompetisi tingkat Eropa, satu klub bisa tampil hingga tiga kali dalam sepekan.
Liga-liga domestik Eropa umumnya selesai pada pekan kedua bulan Mei 2014, atau kurang dari sebulan menjelang Piala Dunia.
Sementara itu kompetisi Liga Champions baru tuntas pada 24 Mei, dengan tampilnya Real Madrid sebagai juara. Artinya kompetisi baru tuntas sekitar dua pekan sebelum kick off Piala Dunia.
Risiko Cedera
Kompetisi antarklub di Benua Eropa musim ini memang sangat ketat, terutama di Liga Inggris, Italia, Spanyol atau Jerman yang banyak bertabur pemain-pemain top dunia.
Persaingan ketat tersebut tentu saja menimbulkan konsekuensi cederanya sejumlah pemain, termasuk pemain-pemain yang diharapkan bisa menyemarakkan Piala Dunia.
Dan kekhawatiran itu pun jadi kenyataan, karena sejumlah negara harus rela tidak diperkuat sejumlah pemain kuncinya.
Akibatnya para pelatih pun harus putar otak, karena selain dihadapkan masalah cideranya pemain utama, juga karena waktu untuk persiapan dan menyatukan pemain-pemainnya sangat terbatas.
"Di Piala Dunia 2014, kami memerlukan pemain dengan penampilan dan kondisi terbaik, bukan hanya terbaik di atas kertas," kata pelatih tim Jerman Joachim Loew seperti dikutip BBC.
Jerman termasuk tim yang harus bongkar pasang pemain akibat sejumlah pemain inti cedera.
Bahkan saat skuad akhir sudah dibentuk, Jerman kembali kehilangan pemain andalannya.
Kemenangan telak Jerman 6-1 atas Armenia pada di laga pemanasan harus dibayar mahal dengan cederanya Marco Reus.
Sementara itu Belgia, yang menjadi salah satu unggulan pada Piala Dunia 2014, kehilangan Cristian Benteke. Pemain depan tersebut cedera sejak Mei lalu saat sesi latihan bersama klubnya, Aston Villa.
Belgia dalam Piala Dunia 2014 ini memang memiliki tim "generasi terbaik" setelah masa Eric Gerrets di era 1980-an. Ada Vincent Kompany (Manchester City), Eden Hazard (Chelsea) dan Marouane Fellaini (Manchester United) di lini belakang dan tengah.
Namun Belgia masih lemah di lini depan sehingga cederanya Benteke merupakan pukulan bagi tim asuhan Marc Wilmots tersebut.
Bukan hanya Belgia, Prancis pun harus berangkat tanpa Franck Ribery semula diharapkan menjadi pemain "kunci" Les Blues.
Ribery tampil cukup memukau bersama Bayern Munich dan mengantar klub tersebut sebagai juara Liga Jerman serta ke semifinal Liga Champions tahun ini.
Namun ketika memulai persiapan dengan tim nasional Prancis, cedera punggungnya kambuh dan tak kunjung sembuh.
"Dia harus berhenti berlatih, rasa sakit yang dialaminya terlalu besar," kata pelatih Prancis Didier Deschamps, yang menunggu hingga batas waktu terakhir penyerahan susunan tim ini, sebelum akhirnya mencoret Ribery.
Ribery sendiri sempat kecewa tidak bisa ke Brazil.
"Tapi saya yakin rekan-rekan saya di tim akan bisa tampil maksimal dan melangkah jauh," kata Ribbery, yang tahun 2013 masuk nominasi 3 besar pemain terbaik," katanya.
Kehadiran pemain bintang juga untuk meningkatkan moral tim di Piala Dunia. Oleh sebab itulah sejumlah tim tetap membawa pemain yang sebenarnya belum bugar, sambil berharap akan pulih saat pertandingan.
Salah satu contohnya adalah Uruguay yang tetap membawa striker Luiz Suarez, hingga detik-detik menjelang dimulainya Piala Dunia 2014 yang masih dalam tahap pemulihan lututnya, yang cedera saat laga terakhir untuk Liverpool di Liga Inggris.
Pemain yang sangat produktif di klubnya itu masuk dalam skuad Uruguay ke Brazil, tapi belum tentu siap untuk pertandingan pertama grup D melawan Kosta Rica 15 Juni.
Suarez harus menjalani operasi atas cedera otot lututnya dan pemulihannya dikabarkan sukses.
"Luis bekerja keras agar fisiknya kembali bugar," kata Oscar Tabarez di Belo Horizonte, Brasil.
Tabarez sendiri belum bisa memastikan kapan Suarez bisa tampil. Tapi Suarez sendiri seolah ingin menenangkan para suporternya, dalam akun twitternya mengatakan bahwa kondisinya sudah semakin baik.
"Saya ingin mengatakan kepada anda bahwa lutut ini sudah baik, saya merasa enak, semakin hari semakin membaik," kata Suarez.
Setelah bintang-bintang Spanyol meredup, tampilnya Ronaldo dan Suarez dalam kondisi fit di Piala Dunia 2014 ini bukan hanya harapan bagi Portugal atau Uruguay, tapi tentunya harapan seluruh pencinta sepak bola di dunia.
Piala Dunia sebagai puncak dari supremasi olahraga sepa kbola tentunya juga merupakan klimaks prestasi para pemainnya, bukan malah jadi antiklimaks bagi pemain-pemain yang sudah kelelahan. (T004/A011)
Antiklimaks pemain bintang
19 Juni 2014 07:28 WIB
ILUSTRASI (REUTERS/Sergio Moraes)
Oleh Teguh Handoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: