Kuala Lumpur (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno, Rabu telah mengunjungi tempat penampungan para korban kapal kayu yang tenggelam di perairan Sungai Air Hitam, Kuala Langat, Selangor, Malaysia.

Dubes Herman mengunjungi korban selamat yang ditampung di Balai Polisi Telok Panglima Garang dan Kantor Bea Cukai Klang untuk mendapatkan informasi kejadian yang sebenarnya.

Dari kunjungan tersebut, Dubes Herman mendapatkan keterangan para korban tersebut berangkat dari Pulau Carey, Klang, Selangor, Selasa (17/6) tengah malam dengan tujuan Tanjung Balai Asahan, Medan, Sumatera Utara.

Berdasarkan Keterangan pers KBRI Kuala Lumpur kepada ANTARA, para korban menggunakan jalur kepulangan ke Indonesia secara ilegal ini dikarenakan tidak memiliki dokumen izin tinggal yang sah di Malaysia.

Musibah tersebut sangat disesalkan karena sudah beberapa kali terjadi setiap tahun, khususnya menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Menjelang hari raya, para pekerja Indonesia yang kebanyakan tidak memiliki dokumen izin tinggal yang sah di Malaysia banyak yang memilih jalur pulang tidak resmi.

Untuk mengantisipasi agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi, Pemerintah Malaysia melalui Departemen Dalam Negeri atas permintaan Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno telah menyetujui suatu program khusus untuk pengaturan pemulangan WNI/TKI ilegal melalui jalur resmi dengan biaya yang wajar.

Oleh karenanya, Dubes Herman Prayitno mengimbau kepada para WNI yang akan kembali kampung halaman menjelang bulan suci Ramadhan agar mengutamakan keselamatan dan dapat mengikuti program pemulangan yang akan diatur oleh kementerian dalam negeri malaysia.

Berdasarkan keterangan KBRI Kuala Lumpur, kapal yang tenggelam Rabu dinihari tersebut membawa 97 warga negara Indonesia yang berencana pulang ke Indonesia menuju Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara.

Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia, Hermono menjelaskan ada lima WNI penumpang kapal kayu itu ditemukan tewas, empat laki-laki dan satu perempuan, sebanyak 61 orang lainnya selamat, sedangkan sisa penumpang sebanyak 31 orang masih dalam pencarian.

"Korban selamat tersebut, sebanyak 31 orang diselamatkan APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia) dan 30 orang lagi menyelamatkan diri dengan berenang dan lalu ditolong oleh nelayan," ungkapnya.
(N004/Z003)