Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia selaku Negara Koordinator Hubungan Dialog ASEAN-China berkomitmen akan menyelesaikan isu-isu Laut China Selatan secara konstruktif dengan menggunakan forum dan saluran diplomatik yang sesuai.

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan dalam Sidang Dewan Rakyat di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan Malaysia sedang menjadi Negara Koordinator Hubungan Dialog ASEAN-China untuk tiga tahun ke depan, salah satu perannya adalah sebagai Co-Chairman dengan China dalam merundingkan draf Kode Etik Laut China Selatan (Code of Conduct in the South China Sea/COC).

Ia mengatakan negaranya berkomitmen untuk memastikan kode etik itu, jika disepakati, akan menjadi dokumen yang efektif dan substantif untuk menangani permasalahan terkait Laut China Selatan.

Sebagai Ketua ASEAN di 2025 nanti, ia juga mengatakan Malaysia berkomitmen untuk menyelesaikan isu-isu berkaitan Laut China Selatan secara konstruktif, dengan menggunakan forum dan saluran diplomatik yang sesuai. Dan semua pertikaian dan penyelesaiannya hendaklah berdasarkan hukum internasional dan Konvensi Hukum Organisasi Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea 1982/UNCLOS 1982).

Ia mengatakan Kementeriannya selalu memantau perkembangan isu di perairan yang dimaksud, termasuk ketegangan antara China dan Filipina.

“Dalam hal ini, saya ingin memberitahukan bahwa ketegangan itu terjadi di luar kawasan maritim Malaysia berdasarkan Peta Baru Malaysia pada 1979,” ujar dia menjawab pertanyaan anggota dewan dalam sidang parlemen yang diikuti secara daring.

Ia juga mengatakan isu Laut China Selatan kompleks dan sensitif. Oleh karena itu, perlu dikendalikan secara hati-hati, teliti dan menyeluruh.

Sejumlah upaya regional untuk memastikan perdamaian dan stabilitas serta menghindari ketegangan di Laut Cina Selatan, Negara-negara ASEAN dan China juga telah menandatangani Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Cina Selatan (DOC) pada 4 November 2002.

Sesuai dengan pengertian dalam DOC itu, negara-negara ASEAN telah mengambil pendekatan, “self-restraint” dan memastikan tindakan yang diambil dan kegiatan serta aktivitas yang dilakukan di Laut Cina Selatan tidak akan meningkat ketegangan di lapangan.

Untuk saat ini, negara-negara ASEAN dan China merundingkan COC, yang dipandang sebagai kode prosedur untuk menghindari konflik dan ketegangan di Laut Cina Selatan. Hal itu tanpa prasangka terhadap klaim teritorial dan maritim negaranya masing-masing.

Perundingan COC dilakukan oleh negara anggota ASEAN dan China melalui platform, Kelompok Kerja Bersama ASEAN-China untuk Implementasi DOC (JWG-DOC), Pertemuan Pejabat Senior ASEAN-China pada Implementasi DOC (SOM-DOC), berdasarkan Single Draft Negotiating Text (SDNT) COC yang digunakan sebagai dasar negosiasi.

Negosiasi COC terbaru di tingkat JWG-DOC telah diadakan di Xi'an, China, pada 10 -12 September 2024, sedangkan SOM-DOC dilaksanakan pada 13 September 2024.

Baca juga: PM Anwar: Isu Laut China Selatan harus diselesaikan secara damai
Baca juga: Malaysia seru ASEAN bersatu demi stabilitas Laut China Selatan
Baca juga: Beijing: Malaysia sepakat atasi soal Laut China Selatan lewat dialog