Sumenep, Madura, (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut dua M Jusuf Kalla menegaskan pendidikan akan menjadi program utama pasangan capres Jokowi-JK untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang hebat.

"Pendidikan akan menjadi program utama kami (Jokowi-JK) jika terpilih," kata cawapres M Jusuf Kalla saat bertemu dengan ribuan santri dan relawan di An-Nuqayah Sumenep, Madura, Jatim, Rabu.

Dalam safari kampanye kali ini Jusuf Kalla didampingi mantan Ketum PAN Soetrisno Bachir, Abdul Kadir Karding (PKB), Yudhi Chrisnandi (Hanura), dan Sugeng Suparwoto (NasDem).

Lebih lanjut Jusuf Kalla menjelaskan melalui revolusi mental pasangan Jokowi-JK ingin memperbaiki aqidah dan ahklak bangsa. Menurut JK bangsa Indonesia memiliki semua prasyarat untuk maju serta hebat. Karena itu yang dibutuhkan hanyalah pendidikan yang berahklak baik.

Pada kesempatan itu Jusuf Kalla juga membantah berbagai isu dan kampanye negatif yang ditujukan kepada pasangan Jokowi-JK.

"Isu (kampanye) jika Jokowi-JK terpilih akan mengangkat menteri agama dari Syiah adalah fitnah belaka. Selama saya ada di pemerintahan hal itu tidak akan terjadi," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla juga menjelaskan bahwa almarhum ayahnya Haji Kalla merupakan bendahara dan pengurus NU selama lebih dari 30 tahun.

"Saya sendiri juga muntasyar NU, jadi tidak akan terjadi," kata Jusuf Kalla.

JK memang melakukan road show di sepanjang Kabupaten Bangkalan, Pamekasan dan Pasuruan dalam lanjutan kampanye di Jawa Timur Rabu (18/6).

Di Pagi harinya, JK dan rombongan ziarah kubur ke makam Kyai Kondang Jawa Timur KH Syaichona Kholil.

Selain berziarah ke makan Syaichona Kholil, JK selanjutnya mengunjungi Pondok Pesantren Moh Kholi di Kelurahan Demangan, Bangkalan, bertemu dengan pengasuh pesantren itu, yakni KH Zubair, dan selanjutnya berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Muhlisin di Kecamatan Modung.

"Saya menerima pesan dari KH Zubair tadi, kami akan menang apabila pilpres berlangsung jujur," kata JK, seusai pertemuan dengan pengasuh Pondok Pesantren Moh Kholil itu.

JK mengaku, dirinya optimistis akan menang jika pelaksanaan pemilihan presiden berlangsung jujur, tanpa adanya praktik kecurangan dari pihak manapun.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.