Palembang (ANTARA) - Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang Sumatera Selatan meluluskan seorang doktor ilmu pertanian program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor Sarjana Unggul (PMDSU) yang tergolong milenial, atau berusia sekitar 27 tahun atas nama Strayker Ali Muda.

Doktor milenial itu dinyatakan lulus dengan pujian (cumlaude) setelah menjalani sidang ujian akhir disertasi terbuka doktor (S3) PMSDU, yang dipimpin Dekan Fakultas Pertanian Unsri Dr A Muslim di Ruang Doktor Kampus Program Pasca Sarjana (PPs) Unsri Palembang, Senin.

Dekan Fakultas Pertanian Unsri Dr A Muslim menjelaskan, kelulusan doktor tersebut menambah daftar panjang doktor ilmu pertanian lulusan Universitas Sriwijaya.

Sebelum dilakukan ujian terbuka tersebut, doktor ilmu pertanian lulusan perguruan tinggi negeri di Ibu kota Provinsi Sumsel itu mencapai 148 orang.

"Dengan suksesnya mahasiswa PMSDU itu mengikuti ujian terbuka dan dinyatakan lulus cumlaude, hingga 14 Oktober 2024 ini jumlah doktor ilmu pertanian Unsri mencapai 149 orang," ujar Muslim.

Dalam ujian terbuka dan promosi doktor ilmu pertanian tersebut, tampil sebagai promotor Prof Benyamin Lakitan, Dr Susilawati, Dr Andi Wijaya, dan penguji Dr Irma, Dr Yakub, dan Prof Zulkarnain (penguji tamu dari Universitas Jambi).

Sementara Promotor mahasiswa PMSDU itu, Prof Benyamin Lakitan menjelaskan bahwa program beasiswa PMDSU merupakan salah satu upaya terobosan untuk mempercepat laju pendidikan doktor dan meningkatkan jumlah doktor di Indonesia.

Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) merupakan program beasiswa bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan menjadi lulusan doktor pada usia muda.

Sarjana unggul akan dibina menjadi doktor dalam waktu empat tahun dengan suasana akademik yang sehat serta dibimbing oleh promotor handal, baik berdasarkan rekam jejak penelitian maupun pendidikan.

Gelar doktor yang diraih mahasiswa binaannya atas nama Strayker Ali Muda dengan menjalani studi dan penelitian berjudul 'Antisipasi Cuaca Ekstrem dan Pertimbangan Kondisi Lahan Suboptimal dalam Pengembangan Budidaya Bayam Brazil' dalam kurun tiga tahun tiga bulan (3 tahun, 3 bulan) atau lebih cepat dari ketentuan beasiswa tersebut.

"Saya bangga dengan mahasiswa PMSDU ini, selain bisa dibimbing dan menyelesaikan pendidikan dengan waktu yang lebih cepat, hasil penelitiannya terpublikasi di 12 jurnal internasional," ujar Prof Benyamin.