Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Mahkamah Agung sekaligus Wakil Ketua Bidang Non-yudisial Suharto memastikan bahwa pemilihan ketua MA yang bakal digelar pada Rabu (16/10) terbebas dari intervensi.

Suharto menjelaskan, panitia pemilihan dan hakim agung baru mengetahui nama calon ketua MA pada hari pelaksanaan pemilihan. Hal ini karena formulir kesediaan menjadi pimpinan lembaga itu baru diedarkan pada hari sidang istimewa digelar.

“Kita membuat regulasi ini sekaligus mengantisipasi publik tidak tahu siapa yang akan mencalonkan, kami pun juga tidak tahu siapa yang mencalonkan,” ucap Suharto dalam konferensi pers di Media Center MA, Jakarta, Senin.

Di samping itu, berdasarkan surat keputusan tentang tata tertib pemilihan, ketua MA dipilih dari dan oleh hakim agung. Menurut Suharto, setiap hakim agung memiliki independensi, sehingga semestinya mereka tidak terpengaruh intervensi apa pun.

“Karena yang punya hak suara ini hakim agung, insyaallah hakim agung itu sudah punya independensi masing-masing,” kata dia menegaskan.

Pada konferensi pers itu, Suharto menjelaskan bahwa nama calon ketua MA baru dapat diketahui pada hari pelaksanaan pemilihan. Nantinya, setiap hakim agung yang masuk ke ruang sidang pemilihan akan diberikan formulir berisi kolom kesediaan.

“Tatkala dia mencontreng (kolom) yang atas, menandakan dia bersedia. Tatkala dia mencontreng yang bawah, menandakan dia tidak bersedia; dan hakim agung yang bersangkutan tanda tangan,” ucap Suharto.

Setelah formulir ditandatangani dan dikumpulkan, panitia akan menayangkan nama hakim agung yang bersedia untuk menjadi ketua MA. Pimpinan sidang mengonfirmasi kembali kepada hakim agung bersangkutan terkait kesediaannya, untuk kemudian dicantumkan namanya pada kartu suara.

Dalam hal hanya ada satu orang hakim agung yang menyatakan bersedia untuk menjadi ketua MA, pimpinan sidang memberikan kesempatan satu kali lagi kepada panitia untuk mengedarkan formulir kesediaan.

Apabila di putaran kedua tetap hanya ada satu hakim agung yang bersedia, pimpinan sidang menetapkan secara aklamasi calon tunggal tersebut sebagai ketua MA yang baru.

Lebih lanjut, MA akan mengusulkan ketua MA terpilih kepada presiden. Keputusan presiden (keppres) terkait pemilihan itu diturunkan paling lama 14 hari, sebelum akhirnya ketua MA terpilih mengucap sumpah di hadapan kepala negara.

Namun demikian, Suharto belum bisa memastikan perihal ketua MA terpilih akan mengucap sumpah di hadapan Presiden Joko Widodo atau Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Hal ini mengingat presiden terpilih baru dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024. Sementara itu, Ketua MA saat ini, M. Syarifuddin akan mengakhiri masa jabatannya terhitung tanggal 1 November 2024.

Baca juga: Mahkamah Agung gelar pemilihan ketua baru pada 16 Oktober

Baca juga: DPR sebut Ketua MA dan KY telah perjuangkan kesejahteraan hakim