Israel akui telah serang tenda-tenda di RS Syuhada Al-Aqsa di Gaza
14 Oktober 2024 17:39 WIB
Rumah sakit di Jalur Gaza utara meminta komunitas internasional untuk campur tangan guna menghentikan perintah evakuasi Israel terhadap fasilitas rumah sakit itu di tengah serangan mematikan yang terjadi di wilayah tersebut./ANTARA/Anadolu/py
Yerusalem (ANTARA) - Militer Israel pada Minggu malam (13/10) mengakui bahwa mereka telah mengebom tenda-tenda yang menampung para pengungsi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza bagian tengah.
Serangan itu mengakibatkan tewasnya empat warga Palestina dan 40 lainnya terluka, termasuk luka bakar parah.
Sebuah pernyataan militer mengatakan: "Dengan arahan dari intelijen IDF (angkatan darat) dan ISA, IAF (angkatan udara) melakukan serangan tepat sasaran terhadap para anggota yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali di wilayah Deir al-Balah."
"Pusat komando dan kendali, yang tertanam di dalam kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai rumah sakit 'Shuhadah Al-Aqsa', digunakan oleh para anggota Hamas untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teroris terhadap pasukan IDF dan Israel," klaim pernyataan itu.
Sebelumnya pada Minggu (13/10), pesawat tempur Israel mengebom beberapa tenda pengungsi di halaman rumah sakit, yang memicu kebakaran besar yang membakar sekitar 30 tenda.
Setidaknya empat warga Palestina tewas dan 40 lainnya cedera dalam serangan Israel di daerah tersebut, kata pejabat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Menurut pernyataan tertulis dari kantor media pemerintah di Gaza, itu adalah serangan ketujuh tentara Israel yang menargetkan tenda-tenda warga sipil yang mengungsi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.
Pesawat tempur Israel mengebom tenda-tenda warga sipil yang mengungsi di kompleks rumah sakit tersebut sebelumnya pada 10 Januari, 13 Maret, 22 Juli, 4 Agustus dan 27 September.
Foto-foto orang yang terjebak dalam kobaran api telah membanjiri media sosial.
Saksi mata juga melaporkan bahwa api menyebar dengan cepat karena bahan nilon dan kain yang mudah terbakar yang digunakan di tenda-tenda tersebut.
Tim medis mengevakuasi beberapa orang yang terluka, termasuk perempuan dan anak-anak, yang pakaiannya terbakar akibat ledakan tersebut.
Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 42.200 orang telah tewas sejak saat itu, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 98.400 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah mengungsikan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan yang parah.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Israel gunakan drone peledak yang dilarang hukum internasional di Gaza
Baca juga: RS Gaza minta Israel setop perintah evakuasi di tengah serbuan militer
Baca juga: 60 persen obat habis, layanan penting kesehatan terancam di Gaza
Serangan itu mengakibatkan tewasnya empat warga Palestina dan 40 lainnya terluka, termasuk luka bakar parah.
Sebuah pernyataan militer mengatakan: "Dengan arahan dari intelijen IDF (angkatan darat) dan ISA, IAF (angkatan udara) melakukan serangan tepat sasaran terhadap para anggota yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali di wilayah Deir al-Balah."
"Pusat komando dan kendali, yang tertanam di dalam kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai rumah sakit 'Shuhadah Al-Aqsa', digunakan oleh para anggota Hamas untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teroris terhadap pasukan IDF dan Israel," klaim pernyataan itu.
Sebelumnya pada Minggu (13/10), pesawat tempur Israel mengebom beberapa tenda pengungsi di halaman rumah sakit, yang memicu kebakaran besar yang membakar sekitar 30 tenda.
Setidaknya empat warga Palestina tewas dan 40 lainnya cedera dalam serangan Israel di daerah tersebut, kata pejabat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Menurut pernyataan tertulis dari kantor media pemerintah di Gaza, itu adalah serangan ketujuh tentara Israel yang menargetkan tenda-tenda warga sipil yang mengungsi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.
Pesawat tempur Israel mengebom tenda-tenda warga sipil yang mengungsi di kompleks rumah sakit tersebut sebelumnya pada 10 Januari, 13 Maret, 22 Juli, 4 Agustus dan 27 September.
Foto-foto orang yang terjebak dalam kobaran api telah membanjiri media sosial.
Saksi mata juga melaporkan bahwa api menyebar dengan cepat karena bahan nilon dan kain yang mudah terbakar yang digunakan di tenda-tenda tersebut.
Tim medis mengevakuasi beberapa orang yang terluka, termasuk perempuan dan anak-anak, yang pakaiannya terbakar akibat ledakan tersebut.
Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 42.200 orang telah tewas sejak saat itu, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 98.400 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah mengungsikan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan yang parah.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Israel gunakan drone peledak yang dilarang hukum internasional di Gaza
Baca juga: RS Gaza minta Israel setop perintah evakuasi di tengah serbuan militer
Baca juga: 60 persen obat habis, layanan penting kesehatan terancam di Gaza
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: