BPOM: Program PMT berbahan pangan lokal tingkatkan gizi dan ekonomi
14 Oktober 2024 12:44 WIB
Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar (kanan) dalam acara peluncuran Sinergi Program Desa Pangan Aman dan PMT Berbahan Pangan Lokal yang disiarkan di Jakarta, Senin (14/10/2024). Kemenkes dan BPOM menggabungkan program mereka, yakni Desa Pangan Aman oleh BPOM dan pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal oleh Kemenkes, guna mengatasi tiga masalah gizi di Indonesia. ANTARA/HO - Youtube Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan selain memenuhi kebutuhan nutrisi guna mengatasi tiga masalah gizi, Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal dalam Desa Pangan Aman juga dapat meningkatkan perekonomian lokal.
"Kami asumsikan dari awalnya hanya semacam program pangan yang aman atau desa yang aman, terus nanti lanjutannya dia bisa memproduksi secara ekonomi," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam siaran di Jakarta, Senin.
Taruna melihat potensi untuk ekspor tersebut di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, karena sejumlah produk pangannya diekspor hingga ke Amerika. Adapun desa tersebut adalah lokasi untuk peluncuran Sinergi Program Desa Pangan Aman dan PMT Berbahan Pangan Lokal.
Dia menjelaskan saat ini terdapat 1,7 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, dan pihaknya berharap minimal 60 persen dari angka tersebut yakni sekitar 800 ribu adalah UMKM pangan.
Baca juga: BPOM-Kemenkes fokuskan PMT berbahan lokal dalam Desa Pangan Aman
Pihaknya berupaya agar semakin banyak dari mereka yang terstandardisasi, sehingga dapat menciptakan produk yang bernilai jual lebih.
Selain itu, kata dia, jika minimal ada dua pekerja dalam sebuah UMKM, maka terdapat 3,4 juta orang yang bekerja, dan hal itu akan sangat menopang ekonomi nasional.
Terkait Program PMT berbahan pangan lokal, ia berharap inisiatif itu dapat diperluas dan dijadikan program nasional dan dapat disinergikan juga dengan Program Makan Siang Gratis dari Badan Gizi Nasional.
Baca juga: Menko PMK: Menu PMT sesuai standar gizi dengan berbasis lokal
Dalam kesempatan yang sama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan model terbaik dalam memberikan tambahan gizi adalah ketika makanan diracik, disiapkan, disajikan oleh ibu-ibu lokal. Oleh karena itu pihaknya menyiapkan anggaran untuk 10 ribu puskesmas untuk hal ini.
Menkes Budi menambahkan BPOM membantu dalam hal standardisasi, terkait prosedur, tata cara, keamanan, kecukupan, serta keragamannya, agar balita serta ibu hamil tidak mengalami masalah gizi.
"Kebersihannya juga distandardisasi di sini, sehingga satu rumah ini bisa masak tadi antara 30-100 balita atau ibu hamil yang memang punya masalah gizi," kata Menkes Budi.
Baca juga: Kemenkes rencanakan Rp1,9 triliun untuk PMT lokal 2024
"Kami asumsikan dari awalnya hanya semacam program pangan yang aman atau desa yang aman, terus nanti lanjutannya dia bisa memproduksi secara ekonomi," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam siaran di Jakarta, Senin.
Taruna melihat potensi untuk ekspor tersebut di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, karena sejumlah produk pangannya diekspor hingga ke Amerika. Adapun desa tersebut adalah lokasi untuk peluncuran Sinergi Program Desa Pangan Aman dan PMT Berbahan Pangan Lokal.
Dia menjelaskan saat ini terdapat 1,7 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, dan pihaknya berharap minimal 60 persen dari angka tersebut yakni sekitar 800 ribu adalah UMKM pangan.
Baca juga: BPOM-Kemenkes fokuskan PMT berbahan lokal dalam Desa Pangan Aman
Pihaknya berupaya agar semakin banyak dari mereka yang terstandardisasi, sehingga dapat menciptakan produk yang bernilai jual lebih.
Selain itu, kata dia, jika minimal ada dua pekerja dalam sebuah UMKM, maka terdapat 3,4 juta orang yang bekerja, dan hal itu akan sangat menopang ekonomi nasional.
Terkait Program PMT berbahan pangan lokal, ia berharap inisiatif itu dapat diperluas dan dijadikan program nasional dan dapat disinergikan juga dengan Program Makan Siang Gratis dari Badan Gizi Nasional.
Baca juga: Menko PMK: Menu PMT sesuai standar gizi dengan berbasis lokal
Dalam kesempatan yang sama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan model terbaik dalam memberikan tambahan gizi adalah ketika makanan diracik, disiapkan, disajikan oleh ibu-ibu lokal. Oleh karena itu pihaknya menyiapkan anggaran untuk 10 ribu puskesmas untuk hal ini.
Menkes Budi menambahkan BPOM membantu dalam hal standardisasi, terkait prosedur, tata cara, keamanan, kecukupan, serta keragamannya, agar balita serta ibu hamil tidak mengalami masalah gizi.
"Kebersihannya juga distandardisasi di sini, sehingga satu rumah ini bisa masak tadi antara 30-100 balita atau ibu hamil yang memang punya masalah gizi," kata Menkes Budi.
Baca juga: Kemenkes rencanakan Rp1,9 triliun untuk PMT lokal 2024
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: