Sao Paulo (ANTARA News) - Ribuan pendukung tim nasional Brasil yang umumnya menggunakan kostum warna kuning, mulai dari kakek-kakek, sampai bayi yang masih menyusui, memadati arena fan festival di Taman Prada de Se, pusat kota Sao Paulo, Selasa (Rabu WIB).

Sore itu, mereka akan menyaksikan pertandingan antara Brasil menghadapi Meksiko yang berlangsung di Kota Fortaleza, melalui layar raksasa di arena sebelah selatan stasiun kereta api bawah tanah (Metro) Prada de Se.

Sebagaimana Piala Dunia terdahulu, panitia menyiapkan layar lebar bagi para penggila sepak bola yang tidak bisa menonton secara langsung di stadion, terutama pertandingan yang berlangsung di kota lain.

Di Sao Paulo, panitia menyediakan lima lokasi fan fest, termasuk yang berada di luar stadion Stadion Corinthians, arena pembukaan Piala Dunia 2014 pada 13 Juni lalu.

Fan Fest tidak sekedar lokasi menyaksikan pertandingan melalui layar lebar, tapi lebih menyerupai konser musik, karena arena tersebut disediakan berbagai jenis hiburan dan aneka permainan untuk para penggemar sepak bola.

Meski tidak menyaksikan pertandingan secara langsung, tapi atribut dan tingkah para pendukung tim tuan rumah Brasil, maupun pendukung Meksiko seolah-olah sedang berada di dalam stadion.

Ada yang membawa terompet diabolica, mirip vuvuzela waktu Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, memakai wig warna kuning dan hijau, atau mengecat muka dengan bendera Brasil.

Sebagian besar pendukung timnas Brasil menggunakan kaos dengan nomor punggung 10, milik Neymar Jr. Tapi ada juga beberapa di antara mereka yang menulis nama sendiri.

Berbagai keunikan bisa ditemui di fan festival yang dipadati tidak kurang dari 10.000 penggemar sepak bola, atau mereka yang sebenarnya tidak suka bola, tapi hanya sekedar menikmati suasana.

Sekelompok anak muda yang nongkrong di sebuah kedai kopi, tidak jauh dari arena fan fest, terlihat sibuk mengobrol atau hanya memperhatikan tingkah para penonton.

Tapi pemandangan yang cukup unik dan mencuri banyak perhatian adalah seorang wanita muda yang sengaja melukis dan menghiasi perutnya yang hamil tua.

Di perutnya, terdapat tulisan "Rian" dan "Brazil 2014", serta lukisan berbentuk hati.

"Rian adalah nama yang akan saya berikan untuk anak saya nanti," kata wanita yang mengaku bernama Laura itu.

Ditemani suaminya, Laura tampak sangat menikmati suasana meriah dan dengan senang hati menerima ajakan berfoto bersama atau diwawancarai beberapa awak media, ibarat pasangan selebriti.

Penonton Mabuk

Saat berlangsung pertandingan antara Brasil dan Meksiko yang berakhir imbang 0-0 itu, tiba-tiba terjadi suasana gaduh gara-gara sebuah mobil pick-up mencoba menerobos kerumunan massa.

Hampir terjadi baku hantam antara sopir dengan beberapa pemuda yang terlihat sudah mabuk karena terlalu banyak menenggak bir.

Ditengah sorot mata penonton lain, salah seorang di antara pemuda tersebut memelorotkan celana dan kemudian menungging ke arah sopir yang tampak emosi.

Belum puas dengan menunggingi sopir pick-up, pemuda itu pun kemudian tiba-tiba menerjang ke sopir, sebelum dipisahkan rekan-rekannya.

Pada sudut lainnya, seorang laki-laki bertubuh tinggi besar terpaksa dirobohkan oleh enam orang polisi karena mengamuk, juga akibat pengaruh alkohol.

Secara keseluruhan, acara nonton bersama di arena fan fest tersebut berlangsung secara tertib dan lancar. Usai pertandingan, para penonton pun bubar secara teratur.

Namun keributan justru terjadi di luar Stadion Castelao di Kota Fortaleza, tempat berlangsungnya pertandingan Brazil vs Meksiko ketika sekitar 300 pendemo anti Piala Dunia 2014 melempari polisi dengan batu yang dibalas dengan tembakan peluru karet dan gas air mata.

Para pengunjuk rasa mengecam pemerintah yang telah mengeluarkan anggaran 11 miliar dolar AS untuk menggelar Piala Dunia 2014, sementara masalah yang lebih penting, yaitu kesehatan, pendidikan dan masalah transportasi diabaikan.

Sambil membawa poster bertuliskan "FIFA, pulanglah", pendemo sempat memblokir jalan menuju stadion sehingga menghalangi penonton yang akan masuk stadion.

Polisi kemudian menahan 30 pengunjuk rasa yang sebagian diantaranya adalah remaja.

Rangkaian protes memang masih terjadi selama Piala Dunia 2014 yang akan berakhir sampai 13 Juli mendatang, tapi dalam jumlah yang lebih kecil dan tidak terlalu berpengaruh terhadap pelaksanaan pesta empat tahunan itu.

Felipe, seorang wartawan media lokal yang ditemui Antara di Taman Prada Se, mengatakan bahwa akan terjadi gelombang demonstrasi yang lebih besar pada Rabu siang (Kamis WIB).

"Kalau Anda mau menyaksikan demonstrasi, silakan datang besok di dekat stasiun kereta bawah tanah Paraiso. Kabarnya akan ada 10.000 orang, tapi saya perkirakan hanya sekitar 3.000 pendemo," kata Felipe.
(A032)